Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Netanyahu Tetapkan 3 Syarat Gencatan Senjata dengan Hizbullah di Lebanon

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel harus memiliki kebebasan untuk bertindak di Lebanon selatan

19 November 2024 | 20.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin menguraikan tiga syarat untuk gencatan senjata dengan Gerakan Hizbullah Lebanon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Netanyahu menyerukan agar Hizbullah dijauhkan dari perbatasan utara Israel, penutupan jalur pasokannya dari Suriah, dan memberikan kebebasan kepada Israel untuk bertindak di Lebanon selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netanyahu menggambarkan konflik yang sedang berlangsung terjadi di “tujuh front” – Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, Iran, Irak, dan Suriah – yang semuanya berasal dari Iran.

Amerika Serikat, sekutu utama Israel, menjadi penengah antara Tel Aviv dan Beirut untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri serangan lebih dari satu tahun antara Hizbullah dan Israel.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN, utusan AS Amos Hochstein tiba di Beirut pada Selasa 19 November 2024 untuk menerima tanggapan Lebanon terhadap proposal gencatan senjata AS.

Hochstein juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada Rabu 20 November 2024.

Israel menginginkan adanya perjanjian yang mengizinkan tentaranya melakukan serangan terhadap apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap ketentuan gencatan senjata, sebuah syarat yang ditolak oleh Lebanon.

Pekan lalu, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri membenarkan bahwa Beirut telah menerima proposal AS untuk gencatan senjata dengan Israel.

Namun ia membantah bahwa usulan tersebut “mencakup kebebasan bergerak apa pun bagi tentara Israel di Lebanon,” suatu kondisi yang ia gambarkan sebagai “tidak dapat diterima” dan tidak dapat dinegosiasikan. Dia menegaskan kembali penolakan Lebanon untuk berkompromi mengenai kedaulatannya.

Israel melancarkan invasi udara di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai sasaran kelompok Hizbullah pada akhir September, sebagai peningkatan dari perang lintas batas selama satu tahun atas perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Lebih dari 3.500 orang tewas, hampir 15.000 orang terluka dan lebih dari 1 juta orang mengungsi akibat serangan Israel sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober tahun ini.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus