Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nikkei: Jepang Hanya Terima Bantuan Gempa dari Amerika Serikat

Jepang berencana menerima tim bantuan dari Amerika Serikat tetapi tidak ada bantuan dari pemerintah lain, harian Nikkei melaporkan.

5 Januari 2024 | 11.38 WIB

Seorang pria berjalan di sepanjang jalan Asaichi-dori, yang terbakar akibat kebakaran setelah gempa bumi, di Wajima, Jepang, 4 Januari 2024. Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan parah di wilayah pesisir, memperlihatkan bangunan-bangunan hancur dan perahu-perahu terbalik. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang pria berjalan di sepanjang jalan Asaichi-dori, yang terbakar akibat kebakaran setelah gempa bumi, di Wajima, Jepang, 4 Januari 2024. Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan parah di wilayah pesisir, memperlihatkan bangunan-bangunan hancur dan perahu-perahu terbalik. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang berencana menerima tim bantuan dari Amerika Serikat tetapi tidak ada bantuan dari pemerintah lain, harian Nikkei melaporkan pada Jumat, 5 Januari 2024, empat hari setelah gempa bumi menewaskan 91 orang dan memaksa ribuan orang dievakuasi di semenanjung Noto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AS dan Jepang sedang mendiskusikan bagaimana dan kapan AS akan mengirimkan pasukan ke semenanjung Noto, kata laporan Nikkei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kami tidak menerima bantuan personel atau material apa pun saat ini mengingat situasi di lapangan dan upaya yang diperlukan untuk menerimanya,” kata juru bicara Jepang Yoshimasa Hayashi pada Jumat.

Dia menambahkan bahwa dia tidak akan mengomentari diskusi apa yang telah terjadi dengan AS.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan ada tawaran bantuan dan pesan belasungkawa dari pemerintah termasuk Taiwan dan Cina.

Jumlah total korban jiwa dan kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Tahun Baru masih belum jelas, dan tim penyelamat kesulitan mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena jalan rusak dan infrastruktur rusak.

Namun karena lebih dari 200 orang masih belum diketahui keberadaannya, bencana ini kemungkinan besar merupakan bencana paling mematikan sejak 2016 dan bisa menjadi yang terburuk sejak gempa bumi besar dan tsunami melanda pantai timur Jepang pada 2011.

Angkatan bersenjata AS sangat terlibat dalam upaya bantuan gempa bumi 2011, menyediakan lebih dari 24.000 personel dengan 24 kapal dan 189 pesawat.

“Kami mungkin menerima bantuan di masa depan, namun belum ada keputusan saat ini,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang kepada Reuters, Jumat.

Pasukan AS memiliki sekitar 54.000 personel di Jepang, menjadikan Jepang sebagai tuan rumah kehadiran militer AS terbesar di luar negeri, menurut Chicago Council on Global Affairs.

Setidaknya 100 hektare lahan juga tampaknya terendam banjir akibat tsunami yang dipicu oleh gempa bumi, surat kabar harian Asahi melaporkan mengutip kementerian transportasi Jepang.

“Kami masih belum memiliki gambaran lengkapnya, dan kemungkinan besar wilayah yang dilanda tsunami bisa menyebar,” kata seorang pejabat kementerian transportasi yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus