Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nyonya janda itu nampak awet

Pengadilan terhadap komplotan empat yang dituduh melakukan kejahatan "kontra revolusioner". di beijing menarik perhatian pengunjung karena penampilan jiang qing yang tetap bersikap angkuh.

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN kepala agah mendongak ke atas, Jiang Qing memasuki ruang pengadilan yang terletak di Jalan Zhengyi, Beijing. Di wajahnya tak sedikit pun terlihat ada rasa kesal. Bahkan ketika akan duduk di tempat yang disediakan untuk tertuduh, ia sempat melemparkan senyum ke arah 35 orang hakim yang akan mengadili perkaranya. Janda mendiang Ketua Mao Tse Tung yang dikenal sebagai tokoh utama 'komplotan empat itu diadili dengan tuduhan melakukan kejahatan yang bersifat 'kontra revolusi '. Ia adalah orang terakhir dari 10 orang tertuduh yang dibawa masuk ke ruang pengadilan. Kehadirannya sempat memukau 880 orang pengunjung yang menyaksikan sidang pengadilan itu. Tak banyak yang berubah pada dirinya. Seorang bekas wartawan AP yang pernah bertugas di Beijing, dan kenal dengan Jiang Qing, melaporkan: "Ia masih kelihatan seperti dulu, ketika menerima kunjungan bekas Presiden Gerald Ford di tahun 1975." Tak Mendengar Walau pun sidang pengadilan itu disiarkan TV hanya 10 menit, perhatian jutaan rakyat melulu tertuju ke Jiang Qing. Ini adalah penampilannya pertama sejak ia ditahan empat tahun yang lalu, sebulan setelah Mao meninggal. Sebelum penampilannya di pengadilan, bere dar gosip yang menceritakan ia sudah lemah dan sukar berjalan. Hari Kamis pekan lalu itu, ia membuktikan bahwa ia tetap satu di antara wanita yang pernah berkuasa di sejarah Cina. Jiang, yang hari itu mengenakan jaket gaya Mao berwarna biru gelap, tampak agak lain dari rekan-rekannya sekomplotan. Bahkan ada yang menyebut ia kelihatan 10 tahun lebih muda dari umurnya yang 67 tahun. Sedang yang lain, seperti bekas wakil PM Zhang Chunqiau, 63 tahun, tampak menua dan lemah. Begitu pula dengan Yao Wenyuan, 49 tahun, tokoh propaganda, dan Wang Honwen, 45 tahun, bekas buruh pabrik yang menanjak karirnya selama Revolusi Kebudayaan. Lima pejabat tinggi militer yang juga diadili bersama Jiang adalah bekas Kepala Staf Umum (KSU), Huang Yongsheng, 70 tahun, bekas Komandan Angkatan Udara, Wu Faxian, 65 tahun, bekas Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Li Zuopeng, 66 tahun, bekas Deputi KSU, Qiu Huizuo, 66 tahun, dan bekas Komisaris Politik pada Angkatan Udara di Nanking, Jiang Tengjiao, 61 tahun. Salah seorang tokoh penggerak Revolusi Kebudayaan yang juga sekretaris Ketua Mao, Chen Boda, ikut diadili. Dalam persidangan berikutnya, mereka akan diadili secara terpisah. "Komplotan Empat" yang dipimpin Jiang Qing akan diadili oleh pengadilan sipil. Di situ termasuk juga Chen Boda. Sedang para bekas perwira tinggi akan diadili oleh Mahkamah Militer. Tuduhan terhadap mereka juga berbeda. Mereka dituduh terlibat dalam gerakan yang dipimpin bekas Menteri Pertahanan Lin Biao untuk menggulingkan kekuasaan dan membunuh Mao. Pada permulaan Revolusi Kebudayaan Lin Biao sering disebut sebagai calon pengganti Mao. Jiang Qing semula tampak cukup tenang ketika penuntut umum, Huang Huoqing--seorang bekas korban Revolusi Kebudayaan--membacakan aturan persidangan. Tapi beberapa menit kemudian ia mulai mengeluh. "Sebagian besar saya tak mengerti apa yang anda katakan," ujarnya. Dan ia pun meminta salinan dari aturan yang dibacakan itu. "Saya tak bisa mendengarnya," kata Jiang. Radio Beijing dan Harian Rakyat dalam melaporkan peristiwa itu menyebut bahwa Jiang Qing memunculkan tingkahnya yang asli. "Begitu ia menerima salinan peraturan itu, dengan tanpa rasa hormat ia langsung tertawa kecil," tulis Harian Rakyat. Memang inilah yang membedakan Jiang dengan rekannya sekomplotan. Hartan Rakyat, yang mengomentari sikap para terdakwa selama persidangan itu, menyebutkan bahwa bekas PM Zhang Chunqiau sebagai 'orang bermuka dua'. Sedang Yao Wenyuan yang kelihatan murung, menghadapi pengadilan itu dalam keadaan bingung dan takut. Sementara itu tokoh termuda dari 'komplotan empat' rupanya begitu terpukul: ia mengakui, bahwa semua yang dituduhkan terhadap mereka benar-benar berdasarkan fakta. Kini, pengadilan yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang sudah ditentukan pemerintah ini, masih berjalan. Apakah dengan pengadilan ini peran Mao dalam Revolus Kebudayaan juga akan ikut terbongkar? Wakil Ketua Partai Komunis Cina, Deng Xiao-ping, dalam suatu wawancara dengan TV Yugoslavia telah memberi isyarat bahwa kemungkinan itu ada. " Sulit untuk melepaskan hubungan apa yang disebut 'Komplotan Empat' dengan mendiang Ketua Mao bila keempat orang itu diajukan ke pengadilan," kata Deng. Dan bila ini terjadi proses de-Maoisasi mungkin mencapai klimaksnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus