Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasukan Ompong Saddam

Orang-orang tua di Irak mendaftarkan diri sebagai sukarelawan mengikuti seruan presiden Saddam Hussein. Mereka siap ke garis depan melawan iran.

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UMUR mereka paling sedikit 65tahun. Bahkan seorang bernama Saleh Barbat, dari kota kuno Niniveh, mengaku berumur 120 tahun. Rambut mereka, tentu saja, telah putih. Gigi sudah ludes. Tapi mereka, di jalan di kota Baghdad yang modern itu, pekan lalu menarikan tari perang. Dan dari mulut ompong mereka terdengar pekik pertempuran orang Arab yang telah lama dilupa. Mereka inilah 300 orang tua yang, mengikuti seruan Presiden mereka Saddam Hussein. Mereka mendaftarkan diri jadi sukarelawan, dalam perang antara Irak dan Iran yang ternyata berkepanjangan itu. "Bawa kami ke garis depan ! " mereka berseru berulang-ulang, seraya mengangkat tongkat mereka bagaikan mengangkat bedil, sementara kacamata mereka melorot hampir jatuh. Kenapa Presiden Irak yang masih muda itu (umur sekitar 44) menghimbau orang-orang gaek agar teken jadi tentara? Jawab Saddam Hussein sendiri: untuk menjawab permintaan dari warganegara Irak yang tua, yang "mengeluh karena tak diajak serta dalam perang." Dalam kampanye seperti itu, menurut catatan para pejabat, sudah diperoleh 25.000 warga tua yang telah mendaftar sebelum hari terakhir pekan lalu itu Penduduk Irak hanya 13 juta, jadi jumlah itu tergolong besar--meskipun dalam perang ini, angka-angka yang di nyatakan dalam statemen pemerintah harus ditilik lagi. Yang penting: hasil propaganda banyak didapat dari acara seperti itu. Setiap malam selama 10 hari belakangan ini, televisi Irak menyiarkan adegan orang-orang tua yang seperti tak putus-putusnya mendaftar jadi sukarelawan. Dan di depan kantor AD tempat pencatatan diri dilakukan, tiap kali datang wartawan tv, khalayak pun jadi bersemangat. Beberapa wanita mengambil senapan Kalashnikov dari prajurit jaga. Dengan baju kerudung yang hitam dari rambut ke mata kaki, ibu-ibu tua itu pun menari berputar-putar, seraya meneriakkan pekik kegembiraan. "Nama Saddam akan membuat Amerika gementar," desau suara para penari tua itu--khusus rupanya ditujukan kepada para wartawan asing. "Kami adalah prajurit Saddam. Kami siap perang untuk memotong tangan siapa saja yang mencuri hak kami." Tak banyak orang percaya, bahwa mereka benar siap untuk memotong apa pun. Tapi seorang tua berkata dengan serius: "Ini bukan lelucon. Kami benar-benar bersungguh-sungguh untuk perkara pergi ke garis depan!" Para petugas tak jelas benar menyatakan apa yang akan mereka lakukan dengan sukarelawan uzur ini. Hanya dikatakan, kakek-nenek itu akan dapat tugas yang sesuai dengan pengalaman dan kecakapan mereka di masa lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus