UMUR mereka paling sedikit 65tahun. Bahkan seorang bernama
Saleh Barbat, dari kota kuno Niniveh, mengaku berumur 120 tahun.
Rambut mereka, tentu saja, telah putih. Gigi sudah ludes. Tapi
mereka, di jalan di kota Baghdad yang modern itu, pekan lalu
menarikan tari perang. Dan dari mulut ompong mereka terdengar
pekik pertempuran orang Arab yang telah lama dilupa.
Mereka inilah 300 orang tua yang, mengikuti seruan Presiden
mereka Saddam Hussein. Mereka mendaftarkan diri jadi
sukarelawan, dalam perang antara Irak dan Iran yang ternyata
berkepanjangan itu. "Bawa kami ke garis depan ! " mereka berseru
berulang-ulang, seraya mengangkat tongkat mereka bagaikan
mengangkat bedil, sementara kacamata mereka melorot hampir
jatuh.
Kenapa Presiden Irak yang masih muda itu (umur sekitar 44)
menghimbau orang-orang gaek agar teken jadi tentara? Jawab
Saddam Hussein sendiri: untuk menjawab permintaan dari
warganegara Irak yang tua, yang "mengeluh karena tak diajak
serta dalam perang."
Dalam kampanye seperti itu, menurut catatan para pejabat,
sudah diperoleh 25.000 warga tua yang telah mendaftar sebelum
hari terakhir pekan lalu itu Penduduk Irak hanya 13 juta, jadi
jumlah itu tergolong besar--meskipun dalam perang ini,
angka-angka yang di nyatakan dalam statemen pemerintah harus
ditilik lagi.
Yang penting: hasil propaganda banyak didapat dari acara
seperti itu. Setiap malam selama 10 hari belakangan ini,
televisi Irak menyiarkan adegan orang-orang tua yang seperti tak
putus-putusnya mendaftar jadi sukarelawan.
Dan di depan kantor AD tempat pencatatan diri dilakukan, tiap
kali datang wartawan tv, khalayak pun jadi bersemangat. Beberapa
wanita mengambil senapan Kalashnikov dari prajurit jaga. Dengan
baju kerudung yang hitam dari rambut ke mata kaki, ibu-ibu tua
itu pun menari berputar-putar, seraya meneriakkan pekik
kegembiraan.
"Nama Saddam akan membuat Amerika gementar," desau suara para
penari tua itu--khusus rupanya ditujukan kepada para wartawan
asing. "Kami adalah prajurit Saddam. Kami siap perang untuk
memotong tangan siapa saja yang mencuri hak kami."
Tak banyak orang percaya, bahwa mereka benar siap untuk
memotong apa pun. Tapi seorang tua berkata dengan serius: "Ini
bukan lelucon. Kami benar-benar bersungguh-sungguh untuk perkara
pergi ke garis depan!" Para petugas tak jelas benar menyatakan
apa yang akan mereka lakukan dengan sukarelawan uzur ini. Hanya
dikatakan, kakek-nenek itu akan dapat tugas yang sesuai dengan
pengalaman dan kecakapan mereka di masa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini