Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Operasi Sarat Masalah

Kedatangan marinir AS memberi harapan bagi dua juta rakyat somalia yang kelaparan. Bagaimana wajah somalia sepeninggal tentara AS?

19 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

OPERASI Pemulihan Harapan PBB di Somalia sudah menunjukkan tanda-tanda menggembirakan. Ahad lalu, administrator pelabuhan laut Mogadishu mengizinkan sebuah kapal berbendera Denmark membongkar muatan 3.000 ton gandum yang akan dibagikan kepada penduduk, tak lama setelah sebuah pesawat angkut militer C-130 milik Amerika Serikat menurunkan 13 ton susu untuk tujuan serupa di bandar udara ibu kota negeri itu. Inilah untuk pertama kalinya bantuan pangan bisa mencapai Somalia. "Semua ini berkat dukungan pasukan marinir Amerika," ujar Paul Mitchell, juru bicara Program Pangan Sedunia PBB. Bulan-bulan lalu, sebelum sekitar 200.000 pasukan marinir Amerika tiba di Mogadishu, kelompok-kelompok bersenjata di Mongolia selalu menjarah bantuan pangan bagi rakyat Somalia yang kelaparan. Sejak pasukan marinir Amerika melakukan operasi pembersihan terhadap kelompok bersenjata Somalia, para penjarah itu tersingkir ke luar kota. Praktis sekarang ini Somalia berada di bawah kuasa marinir Amerika, yang mendapat mandat PBB untuk mengamankan negeri tersebut. Selain itu, Operasi Pemulihan Harapan PBB ini juga berhasil mempertemukan kedua pemimpin kelompok terbesar yang bertikai di Somalia selama ini, yakni Presiden Ali Mahdi Mohammad Siad dan saingannya Mohamad Farah Aidid, di sebuah wisma milik perusahaan minyak yang disulap menjadi kantor (sementara) kedutaan Amerika Serikat, Jumat pekan lalu. Dipandu oleh veteran diplomat Aemerika, Robert B. Oakley, kedua pemimpin Somalia yang bertikai itu bersedia menarik mundur seluruh pasukan dan peralatan mereka dari Mogadishu dalam waktu dua hari. Selang dua hari kemudian, Ali Mahdi dan Farah Aidid bertemu lagi di atas kapal perang Perancis untuk menjajaki gencatan senjata, sebelum keduanya menjumpai Sekjen PBB Boutros Ghali, di Addis Ababa, awal Januari depan. "Kami menyerukan seluruh warga Somalia meletakkan senjata dan mendukung langkah damai kami demi persatuan Somalia," bunyi komunike bersama kedua pemimpin Somalia itu. Beban yang dipikulkan kepada pasukan marinir Amerika memang untuk membuka jalan bagi perdamaian di Somalia, dan sekaligus mempersiapkan kedatangan 35.000 pasukan militer gabungan yang diberi tugas mengawasi penyaluran bahan makanan bagi 2.000.000 penduduk yang kelaparan. Pasukan gabungan yang dibentuk dengan mandat Dewan Keamanan PBB dua pekan lalu itu akan terdiri dari tentara Amerika (30.000 personel) dan sisanya dari beberapa negara lain seperti Perancis dan Kanada. Maka, tugas marinir Amerika di Somalia ini dibagi dalam tiga tahap. Pertama, menyiapkan pengaman di Mogadishu, dan telah dilakukan oleh 16.000 pasukan. Kedua, mengamankan kota-kota rawan pangan seperti Baldoa, Belet Huen, Jalalaxi, serta Odur, dan kemudian mengawal penyaluran makanan dan pengobatan bagi penduduk Somalia sambil membangun sarana jalan. Tugas ini dibebankan kepada 10.000 marinir. Ketiga, mengamankan Kismayu dan Bardera, dua bandar udara utama di Somalia. Setelah tugas utama itu selesai, baru pasukan marinir Amerika ditarik kembali ke markas mereka masing-masing, dan tugas pengawasan akan diserahkan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB. Beban pelucutan senjata dari pasukan-pasukan bersenjata Somalia, yang selama ini mengganggu kelancaran pengiriman bantuan pangan bagi penduduk, terutama di pedalaman, menjadi beban pasukan PBB kelak. Melihat tugas-tugas yang dibebankan itu tidak enteng, besar kemungkinan penarikan mundur pasukan marinir Amerika akan melewati jadwal satu bulan yang direncanakan. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Collin Powell, memperkirakan pasukan marinir itu akan berada di Somalia selama dua atau tiga bulan. Tapi Aidid, pemimpin kelompok bersenjata terbesar di Somalia, malah minta lebih lama. "Minimal satu tahun," ujarnya. Diduga, tempo yang cukup panjang itu akan dipergunakannya untuk mengonsolidasikan kekuatan, lalu kemudian mengendalikan Somalia. Tampaknya, perpanjangan waktu itu bukan perkara mudah. Kelompok negara-negara berkembang kelihatan keberatan, apalagi untuk memperpanjang waktu, terhadap pengiriman pasukan Amerika itu. Mereka cenderung melihat aksi kemanusiaan yang diperintahkan Presiden George Bush -- diputuskan dalam waktu kurang dari satu jam pada sebuah pertemuan di Washington, November lalu -- tak ubahnya semacam intervensi militer. Apalagi mandat Dewan Keamanan PBB ini bukan berdasarkan permintaan negara yang bersangkutan. Bagaimana wajah Somalia nanti sepeninggal pasukan marinir Amerika? Tampaknya sulit dijawab. Somalia selama ini sesungguhnya tak punya pemerintahan yang resmi berdaulat. Negeri ini praktis berada di bawah kendali sekitar 22 kepala suku dan kelompok bersenjata yang saling memusuhi. Ironisnya, para pemimpin kelompok-kelompok itu sendiri tak mampu mengendalikan anak buah masing-masing, yang rata-rata berpendidikan rendah, tidak disiplin, dan hanya tahu memberondongkan peluru senapan AK-47. Begitu rendahnya disiplin anggota kelompok bersenjata di Somalia itu, seorang anggota pasukan yang karena tak kuat menahan lapar akan dengan mudahnya menjual senjatanya seharga US$ 50 sampai US$ 100 per buah. Bahkan ada di antara mereka yang bersedia menjual senjata demi sekerat khat -- semacam permen karet mengandung narkotik, yang selalu mereka kunyah sepanjang hari. Lantaran hal itu, agak sukar memperkirakan, sesungguhnya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan keamanan di Somalia. "Somalia itu seperti seekor gajah yang keluar dari hutan. Anda baru bisa mengetahuinya jika langsung melihatnya," kata Duta Besar Inggris di PBB, Sir David Hanay. Didi Prambadi (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus