KONFLIK antara umat Islam dan Hindu di India mulai marak sejak Pakistan memisahkan diri pada 1947. Segera setelah republik baru berasaskan Islam itu -- dipimpin oleh Ali Jinnah -- membebaskan diri dari dominasi mayoritas Hindu, ribuan korban akibat kerusuhan antaragama berjatuhan di perbatasan kedua negara -- di Jammu dan Kashmir. Sesungguhnya ketegangan antara umat Islam dan Hindu sudah tertanam sejak abad ke-15, ketika penguasa negara-negara Islam di Jazirah Arab melebarkan pengaruh ke anak benua Asia itu. Salah seorang penakluk, Maharaja Babur dari Turki. Ia mengalahkan Sultan Ibrahim di India Utara, dan kemudian di daerah taklukannya membangun Mesjid Ram Janmabhoomi. Selama Babur dan dinasti Mughal berkuasa, tak ada masalah antar-agama timbul di Ayodhya. Baru pada 1855, sesudah Babur menduduki India Utara selama tiga setengah abad, muncul kerusuhan pertama antara umat Islam dan Hindu. Pasalnya, umat Hindu yakin bahwa Rama, titisan Dewa Wisnu, dilahirkan di lokasi yang dipergunakan untuk mendirikan Masjid Ram Janmabhoomi. Babur, menurut umat Hindu, telah membangun mesjid di areal 2,77 are itu setelah lebih dulu merobohkan kuil mereka. Umat Hindu menuntut agar kuil dibangun kembali dan mesjid dirobohkan. Puncak pertikaian antar agama itu terjadi pada 1949, ketika sekelompok umat Hindu memasang patung Rama di dalam mesjid. Akibat aksi itu, Ayodhya geger dan masjid sempat ditutup oleh penguasa daerah. Suasana pertikaian kemudian marak lagi pada 1989, ketika Dewan Hindu Sedunia mengumumkan pembangunan Kuil Ayodhya dan membuka dompet pengumpulan dana. Program itu rupanya diam-diam disetujui mendiang Perdana Menteri Rajiv Gandhi. Umat Hindu, yang mendapat peluang emas itu, segera melakukan peletakan batu pertama pembangunan kuil, Februari 1989. Bentrokan tak terhindarkan, dan tercatat 144 orang meninggal. Umat Islam menarik dukungan mereka terhadap Gandhi sebagai protes, sehingga terjungkal dari kursi perdana menteri. Ia digantikan V.P. Singh, yang mengambil tindakan tegas terhadap umat Hindu. Singh menahan Krishan Advani, pemimpin Partai Bharatiya Janata, yang propembangunan kuil. Penahanan Advani itu menyulut penyerangan terhadap umat Islam, serta mengakibatkan 80 orang kedua pengikut mati, dan Singh terlempar dari kursi perdana menteri. Mesjid Ram Janmabhoomi sudah rata dengan tanah, memang. Tapi, tak berarti konflik umat Islam dan Hindu akan usai. Apalagi pemicunya jadi bertambah dengan jatuhnya sekitar 3.000 korban di antara kedua pengikut selama tiga tahun terakhir. Benih dendam ini bisa meledak setiap saat. Pemicu bentrokan antara umat Islam dan Hindu ini ternyata tak hanya di Ayodhya. Di Hyderabad, ibu kota Negara Bagian Andhra Pradesh, sumber api mula-mula disulut oleh seorang gila dengan melempar Kuil Bhagyalakshmi. Umat Hindu yang tak bisa menerima perlakuan itu balas memasang gambar seorang dewa mereka di sebuah musala. Peristiwa yang terjadi pada September 1983 itu membawa 43 korban jiwa. Sejak itu, setiap upacara keagamaan di Hyderabad, baik dilakukan orang Hindu maupun Islam, cenderung berkembang menjadi alat pamer kekuatan yang menyulut kerusuhan. Belum lagi dendam yang membara antara kedua pengikut yang tinggal di kota-kota lain. Sebenarnya sudah lama pemuka-pemuka India prihatin melihat konflik antara Islam dan Hindu. Salah seorang penggagas perdamaian itu adalah Guru Nanak, yang menyusun konsep agama kaum Sikh. Ironisnya, belakangan kelompok Sikh malah ikut meramaikan pertikaian agama di India. LPS dan Navraj Gandhi (New Delhi)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini