Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Harry membuat kelompok Taliban di Afghanistan meradang usai pengakuan yang ditulis dalam buku otobiografinya. Dalam buku berjudul "Spare" yang akan diluncurkan pekan depan, Pangeran Harry mengaku telah membunuh 25 orang selama menjalankan dinas militer di Afghanistan.
Baca: Pangeran Harry Minta Meghan Markle Berdandan Sederhana saat Bertemu Raja Charles
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam buku Spare oleh Pangeran Harry itu, ia menggambarkan pembunuhan itu sebagai pengambilan bidak catur dari papan selama pertempuran, menurut laporan media Inggris. Ungkapan Pangeran Harry itu menyulut reaksi tajam dari pemimpin Taliban Anas Haqqani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anas Haqqani mengecam Pangeran Harry dengan mengatakan bahwa mereka yang dibunuhnya bukanlah bidak catur tetapi manusia. Berbagi foto sampul memoar itu, pemimpin Taliban, dalam serangkaian tweet, menulis, “Mr. Menyerobot! Yang kamu bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka," ujarnya.
Dia menambahkan, "Di antara para pembunuh warga Afghanistan, tidak banyak yang memiliki kesopanan untuk mengungkapkan hati nurani mereka dan mengakui kejahatan perang mereka".
“Kebenaran adalah apa yang Anda katakan; Orang-orang kami yang tidak bersalah adalah bidak catur bagi tentara, militer, dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, Anda dikalahkan dalam permainan persegi putih & hitam itu," ujar Anas Haqqani.
Dia mengatakan bahwa tidak berharap ICC (Pengadilan Pidana Internasional) akan memanggil Pangeran Harry. Ia juga mengatakan para aktivis hak asasi manusia tidak akan menghukum Harry, karena mereka tuli dan buta. “Tapi semoga kekejaman ini akan dikenang dalam sejarah kemanusiaan,” katanya.
Buku Spare oleh Pangeran Harry banyak ditunggu. Buku ini akan dijual pada 10 Januari 2023. Banyak isinya yang telah diakses oleh media Inggris dan AS.
Menurut kutipan dari memoar tersebut, pria berusia 38 tahun itu mengatakan bahwa dia adalah bagian dari enam misi sebagai pilot yang membuatnya mengambil nyawa manusia. Dia mengatakan dia tidak bangga atau malu melenyapkan target, menurut laporan Daily Telegraph.
Pangeran Harry menjalani dua tur tugas militer melawan Taliban di Afghanistan. Dia awalnya adalah pengontrol udara depan dari 2007-2008 dan menerbangkan helikopter tempur pada 2012-2013.
Simak: Pangeran Harry Merinci Detail Drama Pemilihan Tiara Meghan Markle
NDTV