Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu geng motor paling ditakuti di Selandia Baru, Mongrel Mob, akan melepas simbol supremasi kulit putih ala Nazi setelah teror penembakan di Christchurch.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Mongrel Mob Kingdom Paito Fatu mengatakan kepada Televisi Maori Te Ao, organisasinya tidak akan lagi menggunakan simbol "Sieg Heil", seperti dikutip dari laporan New Zealand Herald, 23 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sieg Heil adalah frasa bahasa Jerman yang bermakna salut kemenangan dan digunakan oleh rezim fasis Adolf Hitler, dalam setiap salam Nazi.
Fatu mengatakan Mongrel Mob akan mengganti slogan Sieg Heil dengan Mongrel Mob dalam upaya menekan kekerasan dan peredaran narkoba.
"Saya lebih suka saudara-saudari kami menyapa satu sama lain dengan mengatakan Mongrel Mob," kata Fatu.
Upacara mengenang korban penembakan masjid di Christchurch, anggota Mongrel Mob berjaga-jaga di Hagley Park.[ NZ Herald]
Fatu mengklaim langkah ini adalah bagian dari transisi tujuan baru yang berfokus pada pemberdayaan whnau, perempuan dan anak-anak.
"Ini tentang perubahan besar cara berpikir. Ini tentang keluar dan melakukan hal-hal secara produktif, konstruktif, dan positif sesuai kemampuan kita. Melakukan apa yang dilakukan orang lain dan berusaha melakukan sedikit lebih baik," katanya.
Simbol anti-kemapanan dan kebencian diadopsi oleh Mongrel Mob pada awal 1960-an sebagai cara pemberontakan terhadap sistem.
Tetapi hubungan dengan Hitler dan kekejamannya dalam Perang Dunia II menuai kecaman luas.
"Saya melihat era ini sebagai waktu penyembuhan," kata ketua geng motor Mongrel Mob tersebut.