Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Paus Fransiskus, pemimpin 1,4 miliar umat Katolik global, telah menyelesaikan masa perawatan 38 hari di rumah sakit Gemelli Roma akibat pneumonia ganda dan kembali ke Vatikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Reuters pada Selasa 25 Maret 2025, kembalinya paus ke Casa Santa Marta di Vatikan menandakan babak baru dalam perjalanan kesehatan pemimpin gereja berusia 88 tahun ini. Ia menghadapi tantangan fisik, tetapi menunjukkan ketangguhan luar biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter secara tegas merekomendasikan masa istirahat total selama dua bulan untuk Paus Fransiskus, sehingga ia dilarang melakukan aktivitas publik selama periode tersebut. Hal ini mencerminkan kebutuhan tubuh yang menua untuk pulih sepenuhnya.
Wakil direktur layanan kesehatan Vatikan, Luigi Carbone, merinci bahwa Paus Fransiskus akan menerima perawatan 24 jam, mendapatkan oksigen tambahan sesuai kebutuhan, dan membatasi aktivitas publik secara signifikan.
Kediaman Santa Marta, mengalami perubahan minimal untuk mengakomodasi pemulihan Paus. Modifikasi utama adalah pemasangan tempat tidur khusus dengan kontrol elektronik.
Kardinal Pietro Parolin menjelaskan pendekatan mereka dengan menekankan pembatasan informasi yang disampaikan kepada Paus agar tidak terlalu membebani.
Beberapa agenda penting masih menunggu konfirmasi, termasuk pertemuan dengan Raja Charles dari Inggris pada 8 April, perayaan Paskah pada 20 April, serta audiensi mingguan dan doa di Lapangan St. Peter.
Namun, ketidakpastian ini tidak mengurangi semangat kepemimpinan Fransiskus.
Sosok Fransiskus tetap menjadi istimewa dalam sejarah kepausan.
Sebagai paus pertama dari Amerika dan pertama yang tinggal di luar istana apostolik tradisional, dia dikenal dengan gaya kepemimpinan yang dekat dengan umat.
"Saya senang di Santa Marta karena saya memiliki orang-orang di sekitar saya," tulisnya dalam otobiografi baru-baru ini, mencerminkan filosofi kepemimpinannya yang inklusif.
Meskipun menghadapi kendala kesehatan, Paus Fransiskus tetap menunjukkan komitmen terhadap misinya.
Dia terus memimpin gereja global, bahkan selama perawatan di rumah sakit, dengan meluncurkan proses reformasi tiga tahun untuk institusi gereja.
Kata-kata sederhana namun mendalam "Saya akan berada di sana selama yang Tuhan inginkan" menggambarkan sikap spiritual dan ketabahan yang menjadi ciri khasnya.
Para pengamat dan umat Katolik kini menantikan proses pemulihan Paus, bagaimana dia akan menyesuaikan gaya kepemimpinan, dan kontinuitas misi gereja di bawah kepemimpinannya.
Perjalanan kesehatan Paus Fransiskus tidak sekadar tentang pemulihan individu, melainkan juga tentang ketahanan, iman, dan dedikasi terhadap pelayanan global.
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Keluar dari RS, Langsung Doakan Rakyat Gaza