Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KAWASAN elite Cengelkoy di tepi Selat Bosporus itu mendadak terbangun pada Rabu dua pekan lalu. Puluhan polisi bersenjata lengkap dan helikopter menggerebek sebuah mansion megah di kawasan di pinggir Istanbul, Turki. Pasukan dari Unit Kejahatan Ekonomi dan Anti-Terorisme Kepolisian Turki itu bergerak cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka kemudian menggelandang sang tuan rumah, Adnan Oktar, yang populer dipanggil Harun Yahya, dan sejumlah orang ke Markas Kepolisian Istanbul. Menurut Direktorat Keamanan Istanbul, polisi telah menggerebek lima tempat dan menahan sejumlah orang yang berkaitan dengan Oktar. Semuanya 235 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita Turki, Anadolu, menyatakan bahwa Oktar sudah lama masuk daftar orang yang paling dicari polisi. Saat penggerebekan, polisi menemukan 70 senjata api dan 3.000 peluru. Polisi juga menyita enam truk berisi barang antik dan bersejarah bersama 400 kartu memori serta setumpuk uang tunai.
Oktar dan pengikutnya menghadapi seabrek tuduhan. Mereka antara lain disangka telah menggelapkan aset perusahaan; melakukan korupsi, pemerasan, penyelundupan, dan penculikan; melanggar Undang-Undang Pajak dan Undang-Undang Anti-Terorisme; membentuk geng kriminal; melakukan tindakan eksploitasi anak dan perempuan; melakukan pemerkosaan; terlibat perdagangan manusia dan spionase; serta mengeksploitasi agama.
Oktar menuduh penangkapannya dilakukan atas permintaan intelijen Inggris, yang tak ingin kegiatannya terus berjalan. "Kami pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpinnya. Kami rakyat negeri ini. Saya kira Menteri Dalam Negeri juga tak menyadari soal operasi ini. Saya sangat kecewa tapi juga bingung," katanya, seperti dikutip BBC.
Seusai penangkapan, polisi menyampaikan bahwa 51 perempuan telah mengadu sebagai korban pemerkosaan Adnan Oktar. Sebanyak 15 pengaduan juga berdatangan ke Kedutaan Besar Turki di Inggris, Belanda, Jerman, Austria, Qatar, Azerbaijan, dan Kazakstan. Menurut Hurriyet Daily, mereka mengaku telah diperkosa oleh kelompok Oktar. Lima belas di antaranya mengaku diperkosa ketika masih berusia 11-17 tahun. Seorang perempuan di bawah umur diduga diserahkan kepada Oktar oleh ibunya sendiri saat dia masih 11 tahun.
ADNAN Arslanogullari-nama asli Adnan Oktar alias Adnan Hodja-adalah pedakwah kontroversial Turki. Pria kelahiran Ankara, 2 Februari 1956, itu dikenal di dunia sebagai Harun Yahya. Lewat buku dan ceramahnya, Oktar mengkampanyekan kreasionisme Islam, pandangan tentang asal-usul penciptaan makhluk hidup yang dia klaim berdasarkan ajaran Islam. Dia menolak Teori Evolusi Darwin dan menuduhnya sebagai sumber pandangan materialisme, ateisme, dan komunisme serta menghapus nilai-nilai moral.
Di masa remaja, Oktar mempelajari ajaran sejumlah ulama Islam, terutama Said Nursi, ulama Kurdi penulis Risale-i Nur, risalah panjang atas Al-Quran yang memuat pandangan luas tentang politik dan agama. Dia kemudian kuliah desain interior di Akademi Seni Rupa Istanbul pada 1979. Di masa inilah Oktar mulai menghimpun pengikut, yakni para mahasiswa dan pelajar dari kalangan menengah-atas kota itu. Mereka membahas berbagai topik, seperti Darwinisme, Freemason, dan kedatangan Imam Mahdi. Kelompok ini terus berkembang hingga menjadi mirip jemaah agama baru dan mulai disorot media massa. Pada 1986, Oktar pindah ke Departemen Filsafat dan Sastra di Universitas Istanbul.
Namun posisi Oktar juga mulai digoyang. Pada 1986, Pengadilan Istanbul mendakwa Oktar melakukan "propaganda yang merusak sentimen nasional". Dia dipenjara selama 19 bulan dan sempat dirawat di Rumah Sakit Bakirkoy, tempat dia didiagnosis menderita paranoid schizophrenia.
Pada 1990-an, Oktar mendirikan Yayasan Penelitian Ilmiah (BAV). Dia menugasi anggotanya menggalang dana, meneliti, serta menulis berbagai buku dan artikel. Lembaga inilah yang menjadi penyelenggara seminar Oktar, memasang iklan, dan menyebarkan buku-buku Oktar secara gratis. Pada 1995, komunitasnya mendirikan Yayasan Perlindungan Nilai-nilai Nasional (MDKV).
Mereka juga mulai menyerang orang yang dianggap lawan. Misalkan, anggota BAV menyebarkan pamflet yang menuduh sembilan profesor Turki pendukung teori evolusi sebagai Maois. Para profesor itu mengajukan gugatan pencemaran nama di pengadilan dan memenangi ganti rugi masing-masing US$ 4.000.
Pada 2000-an, Oktar mendirikan penerbitan yang mencetak buku-bukunya dengan nama Harun Yahya, yang disebarkan ke seluruh dunia. Dia juga membuat sejumlah video berdasarkan buku itu dan menyebarkannya di Internet. Pada 2007, Oktar mengirimkan ribuan buku mewah, The Atlas of Creation, kepada ilmuwan, anggota Kongres, dan museum sains di Amerika Serikat serta Eropa secara gratis. Dia juga memasang iklan buku itu di koran dan bahkan bus-bus London serta menggelar seminar gratis.
Oktar juga melakukan wawancara dengan media-media internasional dan menggelar konferensi pers di Cyradan Palace, hotel eksklusif di Istanbul. Pada 2011, ia mendirikan stasiun televisi satelit, A9 TV, yang disiarkan di berbagai jaringan televisi kabel di Turki dan Internet. Stasiun televisi itu mengangkat topik-topik dari buku Harun Yahya dan acara bincang-bincang dengan Oktar sebagai host.
Acara Oktar ini mirip infotainment dengan bintang tamu umumnya perempuan. Oktar selalu ditemani sejumlah perempuan seksi berambut blonde, berdada besar, dan dengan pupur tebal. Dia tampil gaya dengan setelan jas Armani. Acaranya kian populer karena juga ditayangkan di YouTube dengan jutaan pemirsa. Oktar praktis menjadi pedakwah yang populer dengan memanfaatkan stasiun televisi dan Internet-metode yang juga digunakan Amr Khaled dari Mesir dan Zakir Naik dari India.
Bagaimana Oktar membangun kerajaan bisnis dakwahnya ini masih gelap. Oktar mengklaim bahwa dananya berasal dari anggota dan simpatisan. Tuncay Ozkan, mantan Ketua Partai Baru, pernah mengklaim bahwa Oktar menerima dana dari Israel. Menurut Anne Ross Solberg, penulis disertasi The Mahdi Wears Armani: An Analysis of the Harun Yahya Enterprise, organisasi Oktar memang punya kontak dengan sejumlah kelompok religius pinggiran di Israel yang pernah diundang ke Istanbul. Solberg cenderung menduga bahwa kekayaan Oktar diperoleh dari para anggotanya, yang umumnya dari kalangan terkaya Turki dan pengusaha sukses.
Pada 1999, polisi menggerebek markas Oktar dan menangkap dia bersama 75 anggota BAV dengan dakwaan pemerasan dan mendirikan organisasi dengan tujuan kriminal. Menteri Dalam Negeri Saadettin Tantan saat itu menyatakan, "Adnan Oktar berbahaya." Oktar dipenjara selama sembilan bulan.
Tapi matahari Oktar tak jua redup. Hingga Januari lalu, pengadilan mengeluarkan larangan terbatas sementara terhadap Oktar dan Gulperi Kocak, ibu dua putri. Ini setelah Elvan Kocak, suami Gulperi, mengadu ke polisi bahwa dua anaknya dipaksa tampil di acara Oktar. Pengadilan memutuskan bahwa Oktar dan Gulperi harus menjauhi dua putri itu selama enam bulan.
Ali Erbas, Direktur Urusan Agama Turki (Diyanet), kemudian mengkritik acara TV Oktar. "Ada sejumlah rujukan agama (di acara itu) dan dia menampilkan penari perut. Apa hal seperti itu mungkin? Dia tampaknya kehilangan keseimbangan mental," ujarnya. "Tidak pantas menonton acara televisi seperti itu. Hak melarang stasiun TV bukan pada Diyanet. Pemerintah seharusnya melarangnya."
Namun stasiun TV Oktar tak pernah diganggu. Oktar baru kena batunya setelah polisi menerima sejumlah pengaduan kasus pemerkosaan. Puncaknya, polisi menggerebek mansion Oktar, dua pekan lalu, dan menyeret pedakwah bersetelan Armani itu ke penjara.
Iwan Kurniawan (bbc, Anadolu, Cumhuriyet, Hurriyet Daily)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo