Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Terbunuh

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran. Diduga dilakukan Israel.

4 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPALA biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan udara yang menyasar tempat tinggalnya di Teheran, Iran, pada Rabu pagi, 31 Juli 2024. Haniyeh bermukim di sebuah rumah di kompleks khusus veteran perang di Teheran utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Insiden ini terjadi setelah dia menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersama pejabat Hamas, Hizbullah, dan sekutunya pada Selasa, 30 Juli 2024. Seorang sumber Iran mengungkapkan kepada Al Mayadeen bahwa pembunuhan itu “dilakukan dengan rudal yang diluncurkan dari satu negara ke negara lain, bukan dari dalam Iran”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyatakan pihak berwenang sedang melakukan “penyelidikan yang diperlukan untuk menentukan dimensi dan rincian insiden ini”. “Tidak ada keraguan bahwa darah murni dari pejuang perlawanan ini, yang mengabdikan hidupnya untuk perlawanan dan perjuangan terhormat melawan entitas Zionis yang merampas kekuasaannya dan dalam upaya membebaskan kota suci Al-Quds dan rakyat Palestina, tidak akan sia-sia,” kata Kanaani.

Hamas dan Korps Garda Revolusi Iran menyatakan Israel melancarkan serangan tersebut, tapi Israel belum menyatakan apa pun mengenai tuduhan tersebut. Israel memang bersumpah akan menghancurkan Hamas dan menghukum semua pemimpinnya setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan 1.200 warga Israel dan orang asing tewas serta sekitar 240 orang disandera. Israel membalasnya dengan membumihanguskan Jalur Gaza, yang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengakibatkan lebih dari 39 ribu warga Palestina terbunuh dan 90.900 lebih luka-luka.

Pembunuhan Haniyeh diperkirakan akan mempersulit perundingan damai antara Hamas dan Israel yang dimediasi Amerika Serikat. Qatar, mitra utama dalam perundingan itu, memperingatkan bahwa pembunuhan tersebut akan membawa kekacauan di kawasan dan menyingkirkan peluang perdamaian. “Bagaimana mediasi berlanjut bila salah satu pihak membunuh negosiator pihak lain? Perdamaian membutuhkan mitra yang serius dan sikap global yang menentang pengabaian terhadap kehidupan manusia,” ucap Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani.

Venezuela

Protes Kemenangan Maduro

Presiden Venezuela Nicolás Maduro menyapa pendukungnya dari balkon Istana Maraflores di Karakas, Venezuela, 31 Juli 2024. Reuters/Leonardo Fernandez Viloria

UNJUK rasa besar pecah di berbagai kota di Venezuela setelah Dewan Pemilihan Umum Nasional (CNE) secara resmi mengumumkan bahwa Nicolás Maduro, calon presiden inkumben, menang lagi dalam pemilihan presiden pada Senin, 29 Juli 2024. CNE menyatakan Maduro meraih 52 persen suara dan mengalahkan Edmundo González Urrutia, calon presiden dari partai oposisi Meja Bundar Persatuan Demokratis, yang mendapat 44 persen suara. Kemenangan ini membuat Maduro, yang berkuasa sejak 2013, kembali memimpin selama enam tahun ke depan.

Demonstrasi itu disambut polisi dengan tembakan gas air mata dan peluru karet. Menurut organisasi pemantau pemilu internasional Foro Penal, sedikitnya 11 orang meninggal dan 429 orang ditahan dalam aksi protes itu hingga Rabu, 31 Juli 2024.

Carter Center, yang memantau pemilu ini, menyatakan pemilu tersebut tidak memenuhi standar integritas pemilu internasional dan tidak demokratis. Salah satu masalahnya adalah CNE tidak mengumumkan rincian jumlah suara di setiap tempat pemungutan suara. Pemimpin oposisi María Corina Machado menyatakan mereka telah memeriksa 73,2 persen hasil penghitungan suara dan menyimpulkan González adalah pemenang pemilu dengan 6,27 juta suara, sementara Maduro hanya meraih 2,75 juta suara. “Kami memiliki catatan yang menunjukkan kemenangan kami yang pasti dan secara matematis tidak dapat diubah,” tutur González, seperti dikutip Al Jazeera.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus