Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemukim Israel menembak mati seorang pria Palestina yang menurut militer mencoba melakukan serangan penusukan di sebuah pemukiman di Tepi Barat yang diduduki, Jumat, 26 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insiden itu terjadi ketika beberapa negara Eropa mengutuk penghancuran oleh Israel dan kekerasan pemukim di Tepi Barat, yang berkobar lagi ketika petani Palestina mengatakan pemukim Yahudi menembaki mereka saat mereka bekerja di lahan pertanian mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer mengatakan seorang tersangka menyusup ke daerah berpagar di Tepi Barat selatan dekat kota Hebron pada Jumat pagi dan mencoba menikam seorang warga sebelum "dilumpuhkan". Tidak ada korban dari pihak Israel, katanya.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan telah diberitahu oleh unit yang mengoordinasikan urusan sipil dengan Israel bahwa Alaa Qaysiyeh yang berusia 28 tahun ditembak mati "oleh pendudukan" di selatan Hebron.
Media Israel mengatakan insiden itu terjadi ketika orang-orang di pemukiman Teneh Omarim sedang berkumpul untuk berdoa pada festival Yahudi Shavuot.
Sebuah video yang diperoleh Reuters menunjukkan seorang pria menyelinap di bawah gerbang besi yang tertutup. Dalam video lain, tentara terlihat menyegel sebuah sinagoga dengan pita merah.
Kakak ipar Qaysiyeh, Nana, mengatakan kepada Reuters bahwa anak bungsu dari sembilan bersaudara itu bekerja sesekali, sebagian besar menyendiri dan bukan anggota kelompok bersenjata mana pun. Dia mengatakan saudara laki-lakinya Murad, suaminya, dibebaskan enam bulan lalu setelah 17 tahun di penjara Israel atas tuduhan menembaki pemukiman dan melukai tiga orang.
Tidak ada kelompok bersenjata yang mengklaim Qaysiyeh sebagai anggota mereka.
Kekerasan Israel-Palestina telah melonjak selama lebih dari setahun, dengan seringnya serangan militer Israel dan kekerasan pemukim di Tepi Barat di tengah serentetan serangan Palestina terhadap Israel.
Sejak Januari, lebih dari 140 warga Palestina dan sedikitnya 19 warga Israel dan asing telah tewas.
Israel menduduki Tepi Barat, yang diinginkan Palestina sebagai inti negara merdeka, dalam perang Timur Tengah 1967. Pembicaraan kenegaraan yang disponsori AS telah dibekukan sejak 2014, sementara Israel mempertahankan kekuasaan militer atas jutaan warga Palestina dan terus memperluas permukiman Yahudi.
Mobil-mobil Dibakar
Kemudian, Jumat, Bashar al-Qaryuti, seorang peneliti lapangan dengan kelompok hak asasi St. Yves, mengatakan pemukim Yahudi melecehkan petani Palestina di tiga wilayah berbeda di Tepi Barat, dengan dukungan militer Israel.
Militer Israel mengatakan tidak memiliki komentar.
Di desa al-Mughayyir dekat kota Ramallah, kursi kekuasaan Presiden Mahmoud Abbas, warga Palestina mengatakan para pemukim menembak dan melemparkan batu ke arah mereka saat mereka mengerjakan tanah mereka, kemudian membakar mobil mereka, memicu bentrokan.
"Kami sedang memindahkan bal jerami ketika pemukim tiba dengan tentara dan mulai menembaki kami," kata Murad Abu Alia, yang mengatakan dia menghitung sedikitnya 25 pemukim yang turun dari pos ilegal Adei Ad.
Attaf al-Naasan mengatakan kepada Reuters bahwa pemukim menuangkan bahan bakar ke mobilnya dan membakarnya sementara tentara mengawasi dan mencegah dia menggapai mobilnya.
Seorang saksi Reuters melihat setidaknya empat mobil dibakar, noda darah di jalan dan sebagian lapangan dibakar.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan sedang merawat lima orang yang datang dari al-Mughayyir, satu dengan luka tembak kritis di kepala dan empat lainnya terkena lemparan batu dan berada dalam kondisi stabil.
Militer mengatakan warga Israel dan warga Palestina saling lempar batu di daerah itu, mengakibatkan cedera di kedua sisi. Orang-orang Israel juga melakukan tembakan ke udara dan membakar beberapa mobil, dan pasukan menanggapi menggunakan cara pembubaran kerusuhan.
REUTERS