PEMERINTAH Beijing tampaknya mulai membuka pintu Tibet. Secara bertahap cengkeraman atas Negeri Atap Langit itu pun mengendur. Selain mengimbau Dalai Lama pulang, Cina juga membuka kembali biara-biara lama. Izin untuk biara baru pun diberikan. "Sampai tahun 1988 Cina akan memperbaiki dan membuka kembali 200 biara" janji Yin Fatang, Sekretaris I Partai Komunis di Tibet, seperti dikutip kantor berita Cina Hsin Hua baru-baru ini. Jumlah itu belum seberapa dibanding ribuan blara yang rusak semasa pemermtahan komunis Cina di Tibet. Tentara Pembebasan Rakyat Cina menduduki Tibet tahun 1950. Ketika itu terdapat sekitar 3.000 biara dengan 120.000 biksu Lama yang hidup di dalamnya. Sesudah itu jumlahnya kian menyusut. Tak sanggup menahankan tekanan Cina, sembilan tahun kemudian Dalai Lama, yang l ketika itu berusia 24 tahun, memberontak tapi gagal. Bersama 80.000 pengikutnya, pemlmpm keagamaan yang diyakini merupakan titisan ke-14 pendiri Budha sekte lama ini lari dan untuk seterusnya menetap di India. Perusakan besar-besaran terhadap biara terjadi tahun 1966-1977 ketika Revolusi Kebudayaan melanda Cina. Pengganyangan segala sesuatu yang berbau agama mengakibatkan jumlah biara tinggal belasan dan biksu sekitar 900 orang saja. Setelah kelompok radikal ditumbangkan, 1980, pemerintah Beijing berusaha menunjukkan sikap moderat. Sejumlah biara diperbaiki dan dibuka kembali. Undang-undang kebebasan beragama pun disahkan. Adanya perbaikan kondisi rakyat Tibet setelah pembaruan Deng Hsiao-ping ini diakui oleh Dalai Lama. "Persediaan bahan makanan jauh lebih baik. Terdapat kemajuan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Ada pula orang Cina yang belajar bahasa Tibet," kata Dalai Lama. Namun, ia menyesalkan penindasan politik yang masih berlaku atas orang-orang Tibet. Sebagai contoh disebutnya pembunuhan terhadap lima pembangkang Tibet, Agustus 1983 (Lihat: Raja Dea Tetap Menolak). Sejumlah pengikut Dalai Lama di India menyebut kebijaksanaan perbaikan Beijing hanya muslihat politik saja. Perubahan politik, ekonomi, dan keagamaan hanya sedikit sekali, menurut Yamyang Norbu, tokoh muda Tibet di pengasingan. Hubungan dengan para pembangkang di Tibet terus mereka lakukan, kata pemuda ini lagi. Pamfletpamflet anti-Beijing sering diselundupkan ke Tibet, juga selebaran yang menganjurkan sabotase. "Dalam dua tahun terakhir, para pembangkang Tibet berhasil meledakkan dua jembatan dan menyerang orang-orang sipil Cina," kata Norbu. Tapi Dalai Lama tidak menyetujui sikap ini. Ia juga belum bersedia pulang ke Tibet. Sekadar "membujuk", Beijing akan memberikan otonomi lebih besar pada wilayah itu. Beijing juga memberlakukan kebijaksanaan ekonomi liberal untuk Tibet yang memungkmkan wilayah ml mempraktekkan ekonomi pasar yang tak dibatasi. Selain telah membuka kembali 43 biara, dan kini ada sekitar 1.400 biksu Lama di Tibet, Beijing juga telah menarik sekitar 25.000 tentara Pembebasan Cina dari Tibet. Kini, diantara 1,9 juta penduduk Cina, juga hidup sekitar 300.000 tentara Pembebasan Cina itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini