DALAI Lama, 49, adalah pepimpin keagamaan Tibet yang dipercaya sebagai reinkarnasi Budha Gautama. Raja Dewa ini sudah 25 tahun berada di pengasingan, setelah melakukan pemberontakan yang gagal tahun 1959. Awal bulan ini ia melakukan kunjungan ke Jepang. Wartawan The Asian Wall Street Journal, Bradley K. Martin, berhasil mewawancarainya di Tokyo. Kutipannya: Apa sebenarnya syarat-syarat Anda untuk dapat kembali ke Tibet dan rujuk lagi dengan penguasa Cina? Walau rakyat sangat ingin bertemu saya, banyak yang berpesan dari Tibet agar saya tak datang ke sana. Bukan hanya demi keselamatan saya, tapi juga untuk kepentingan masyarakat Tibet sendiri. Setelah misi pencari fakta kami berkunjung ke sana, banyak orang yang mengadakan kontrak dengan mereka ditangkap penguasa. Sejumlah orang juga telah dihukunm mati di muka umum. Sebenarnya, saya ingin melakukan kunjungan singkat tahun 1985 nanti, tapi sekarang saya tak punya rencana yang pasti lagi. Cina ingin Anda kembali untuk selamanya. Bagaimana? Masalah kembali untuk selamanya baru akan dipertimbangkan bila rakyat Tibet pasti memperoleh manfaat maksimal dari tindakan itu. Seberapa jauh perubahan - akibat pengaruh kebudayaan Barat atau yang lain - pada pengikut Anda yang telah 25 tahun berada di pengasinan? Salah satu tujuan pengasingan kami adalah melestarikan identitas pribadi dan kebudayaan kami Saya kira, kami telah berhasil melakukanya di pengasingan. Mengingat kebudayaan kami di tanah air telah dirusakkan sedemikian rupa, dapat dikatakan bahwa kebudayaan asli Tibet kini justru berada di luar Tibet ini. Jika Anda mempunyai kesempatan melakukan perubahan di Tibet, apa yang akan Anda kerjakan? Saya percaya, untuk menyempurnakan suatu masyarakat dibutuhkan kombinasi kemajuan materiil dan perkembangan mental berdasarkan ketenangan batin. Secara teori, saya lebih menyukai sosialisme daripada kapitalisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini