Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Sebastian Fischer mengutuk tentara Israel yang menggunakan seorang warga Palestina yang terluka sebagai perisai manusia dalam sebuah operasi militer di kota Jenin, Tepi Barat bagian utara yang diduduki Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fischer menyampaikan komentarnya dalam sebuah konferensi pers di Berlin mengenai rekaman video yang menunjukkan kendaraan militer Israel di Jenin dengan seorang pria Palestina yang terluka diikat di kap kendaraan utama. Warga setempat Mujahed Abadi telah ditembak oleh tentara dan terlihat jelas berlumuran darah. Kendaraan militer tersebut melintas di antara dua ambulans Palestina tanpa berhenti untuk memberi kesempatan kepada paramedis untuk merawatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Jerman, yang pemerintahnya memberikan dukungan penuh kepada Israel, menggambarkan rekaman tersebut sebagai "sulit untuk diterima". Dia mencatat bahwa perilaku ini juga dianggap sebagai pelanggaran terhadap peraturan militer Israel, dan menambahkan bahwa pemerintah Jerman mengharapkan "klarifikasi yang cepat, hasil yang cepat, dan konsekuensi yang sesuai bagi mereka yang bertanggung jawab."
Menanggapi pertanyaan apakah dia secara langsung mengutuk insiden ini, Fisher mengatakan, "Ketika saya mengatakan bahwa adegan itu sulit ditanggung, ini adalah sebuah kutukan."
Wakil Perdana Menteri Belgia, Petra De Sutter, mengatakan bahwa ia "terkejut dengan kekerasan" yang dilakukan oleh pasukan Israel.
"Berapa banyak lagi ketidakmanusiawian yang harus kita saksikan sebelum memberikan sanksi kepada Israel?" De Sutter menulis dalam sebuah posting di media sosial pada Minggu.
Amerika Serikat juga mengecam insiden tersebut. "Praktik itu benar-benar tidak dapat diterima. Manusia tidak boleh digunakan sebagai perisai manusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, kepada para wartawan pada Senin.
Namun ia menyambut baik janji Israel untuk menyelidiki pelanggaran yang terjadi, dan menyebutnya sebagai hal yang "pantas".
Israel jarang sekali mengadili tentaranya atas pelanggaran terhadap warga Palestina.
Militer Israel mengkonfirmasi insiden tersebut pada hari Sabtu, menggambarkan Abadi sebagai "salah satu tersangka" yang menjadi target penggerebekan yang "terluka dan ditangkap".
Namun, Abadi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia adalah seorang pengamat, dan menekankan bahwa dia tidak dicari oleh Israel, yang dibuktikan dengan penahanannya yang singkat.
Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki Francesca Albanese menggambarkan perlakuan terhadap Abadi sebagai "perisai manusia yang sedang beraksi".
"Sungguh mengherankan bagaimana sebuah negara yang lahir 76 tahun yang lalu telah berhasil mengubah hukum internasional secara harfiah," tulisnya di platform media sosial X.
"Ini berisiko menjadi akhir dari multilateralisme, yang bagi beberapa negara anggota yang berpengaruh tidak lagi memiliki tujuan yang relevan."
Para saksi mata mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa insiden tersebut terjadi di lingkungan Jabriyat di Jenin setelah pengepungan terhadap sebuah rumah. Mereka menduga pasukan penjajah menggunakan pria yang terluka itu sebagai "perisai manusia" sehingga mereka dapat meninggalkan daerah tersebut tanpa dibom atau ditembaki peluru.
Bersamaan dengan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober lalu, tentara Israel telah memperluas serangan dan operasinya di seluruh Tepi Barat yang diduduki. Setidaknya 553 warga Palestina telah terbunuh di wilayah Palestina pada saat itu, termasuk 133 anak-anak, dengan lebih dari 5.200 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan di Ramallah.
MIDDLE EAST MONITOR | AL JAZEERA