Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Penyidik Korea Selatan Berkomitmen Menahan Yoon Suk Yeol

Seorang penyidik papan atas berjanji melakukan yang terbaik untuk menerobos blockade keamanan dan membawa Yoon Suk Yeol untuk dimintai keterangan

8 Januari 2025 | 16.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas polisi berjalan di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan, 6 Januari 2025. REUTERS/Tyrone Siu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kembali menghadapi sebuah potensi penahanan setelah seorang penyidik papan atas berjanji akan melakukan yang bisa dilakukan untuk menerobos blockade keamanan dan membawa Yoon untuk dimintai keterangan. Yoon saat ini diskors dari jabatan sebagai orang nomor satu Korea Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Korea Selatan sementara Choi Sang-mok pada Rabu, 8 Januari 2025, mendesak otoritas agar melakukan yang terbaik untuk menghindari warga sipil menjadi korban luka-luka dalam upaya membawa Yoon untuk diinterograsi atau kontak fisik dengan aparat keamanan. Sampai Rabu, 8 Januari 2025, unjuk rasa mendukung Yoon dan yang menetangnya masih berlangsung di sejumlah jalan di sekitar komplek presiden setelah sehari sebelumnya pengadilan memperpanjang surat penahanan pada Yoon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasukan pengamanan presiden pada pekan ini telah memperkuat pengamanan dengan memasang pagar kawat berduri dan barikade menggunakan semak-semak untuk menutup akses ke komplek presiden yakni sebuah vila di kaki bukit yang terkenal dengan sebutan Beverly Hills Korea.  

Yoon Kab-Keun, pengacara Presiden Yoon, menyangkal tuduhan sejumlah anggota parlemen yang menuduh Yoon sudah kabur dari kediaman resmi Presiden Korea Selatan. Yoon Kab-Keun menyebut segala rumor yang diarahkan pada kliennya ditujukan untuk memfitnah Yoon.  

Pada Selasa, 7 Januari 2025, Oh Dong-woon, Kepala Badan Antikorupsi untuk Pejabat Tinggi Korea Selatan (CIO), meminta maaf karena gagal menahan Yoon untuk diinterograsi pada akhir pekan lalu setelah enam jam ketegangan dengan ratusan anggota pasukan pengamanan presiden, yang beberapa memebawa senjata api. Oh adalah sosok yang memimpin investigasi terhadap kasus Yoon.      

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan kami melalui waktu yang dipersiapkan ini dan tekad yang kuat bahwa surat penahanan yang kedua ini akan menjadi yang terakhir,” kata Oh dihadapan anggota parlemen Korea Selatan. 

Yoon dimakzulkan setelah memberlakukan status darurat militer pada Desember 2024. Darurat militer itu hanya berlaku selama enam jam setelah dicabut oleh parlemen Korea Selatan. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus