Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Eropa untuk pertama kalinya menyerukan gencatan senjata segera dan permanen" di Gaza di tengah serangan Israel yang terus berlanjut di daerah kantong tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Majelis Umum Parlemen Eropa, laporan 2023 tentang "Hak asasi manusia dan demokrasi di dunia dan kebijakan Uni Eropa (UE) tentang masalah tersebut" disetujui pada Rabu dengan 265 suara dukungan, 253 menentang dan 10 abstain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, perundingan gencatan senjata Gaza berlangsung di Paris pada Jumat, 24 Februari 2024. Pembahasan gencatan senjata ini adalah upaya paling serius selama berminggu-minggu untuk menghentikan pertempuran di Gaza.
Sebuah sumber mengatakan perundingan telah dimulai dengan pertemuan kepala dinas intelijen Israel Mossad dengan pihak dari Qatar, Mesir dan Amerika Serikat. Pertemuan itu dilakukan secara terpisah.
Gencatan Senjata akan Permanen Dilakukan
Dilansir dari NPR, menurut para pejabat Mesir yang mengetahui perundingan tersebut, Hamas telah menyetujui sejumlah persyaratan. Hamas tidak lagi menuntut gencatan senjata segera, namun terbuka untuk merundingkannya sebelum dimulainya Ramadhan sekitar 10 Maret.
Laporan yang baru direvisi tersebut disetujui setelah mosi untuk resolusi, termasuk pernyataan yang mendesak UE, negara-negara anggotanya, dan masyarakat internasional untuk menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza, terutama untuk memastikan akses makanan dan air yang tak terputus untuk semua orang.
Langkah tersebut menandai pertama kalinya parlemen tersebut menyerukan gencatan senjata di Gaza. Dalam sebuah resolusi yang diadopsi pada 18 Januari, "gencatan senjata permanen" dikaitkan dengan kondisi seperti pembebasan semua tawanan dan pembubaran kelompok Hamas Palestina.
Dalam sebuah sidang di Majelis Umum pada Selasa yang mendiskusikan laporan itu, banyak anggota parlemen mengkritik kelalaian UE di Gaza, dan menuding UE membiarkan Israel tidak dihukum atas dugaan kejahatan meski terjadi serangan terus menerus.
Beberapa anggota menyatakan kritiknya atas pengecualian Gaza dari rancangan awal, menuduh UE gagal meminta pertanggungjawaban Israel atas dugaan pelanggaran hukum internasional.
Lampu Kuning Pelaksanaan Gencatan Senjata
Hamas mempertimbangkan proposal baru, yang disetujui oleh Israel pada pembicaraan dengan mediator di Paris pekan lalu, untuk kesepakatan yang akan menunda pertempuran selama 40 hari, yang akan menjadi perpanjangan jeda pertama dari perang yang telah berlangsung selama lima bulan.
“Saat Hamas mengumumkan persetujuannya terhadap gencatan senjata, dan saat gencatan senjata diumumkan, Hizbullah akan mematuhi gencatan senjata tersebut dan akan segera menghentikan operasi di wilayah selatan, seperti yang terjadi sebelumnya,” salah satu dari dua sumber yang dekat dengan kelompok Muslim Syiah, yang bersenjata lengkap
Namun jika Israel terus menembaki Lebanon, Hizbullah tidak akan ragu untuk melanjutkan pertempuran, kata kedua sumber tersebut.
Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan awal bulan ini bahwa serangan kelompok tersebut terhadap Israel hanya akan berakhir ketika agresi Israel terhadap Gaza berakhir.
Hizbullah adalah salah satu dari beberapa kelompok yang bersekutu dengan Iran di Timur Tengah yang telah terlibat sejak perang Gaza dimulai, melakukan kampanye yang mereka katakan bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.
REUTERS | ANTARA
Pilihan editor: Ramadan Sudah Dekat, Joe Biden Minta Israel Gencatan Senjata