Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

24 April 2024 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok perlawanan Myanmar menarik pasukannya dari kota Myawaddy yang terletak di perbatasan Thailand. Penarikan pasukan dilakukan menyusul serangan balasan oleh tentara junta Myanmar yang berkuasa. Kelompok perlawanan telah merebut pos perdagangan utama bulan ini, kata seorang pejabat pada hari Rabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut seorang juru bicara, Persatuan Nasional Karen (KNU) mundur sementara dari kota Myawaddy, setelah kembalinya tentara junta ke kawasan strategis penting yang merupakan saluran perdagangan luar negeri tahunan yang bernilai lebih dari US$ 1 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) akan menghancurkan pasukan junta dan pasukan pendukung mereka yang bergerak menuju Myawaddy,” kata Saw Taw Nee, merujuk pada sayap bersenjata kelompok tersebut. Tentara Pembebasan Nasional Karen atau KNLA adalah salah satu pasukan tempur etnis tertua di Myanmar. Namun dia tidak mengatakan apa langkah selanjutnya yang akan diambil.

Perang saudara di Myanmar berkobar pada Sabtu di Myawaddy yang memaksa 3.000 warga sipil melarikan diri dalam satu hari. Kelompok pemberontak berjuang untuk mengusir pasukan pemerintah Myanmar yang terdampar dan bersembunyi di jembatan penyeberangan perbatasan.

Pada hari Rabu, Thailand mengatakan pertempuran telah mereda. Thailand berharap untuk perbatasan dibuka kembali karena perdagangan telah terpukul. Sebagian besar warga sipil telah kembali dan 650 orang masih bertahan.

“Situasinya telah membaik secara signifikan,” kata juru bicara Nikorndej Balankura dalam sebuah pengarahan. “Meskipun demikian, kami memantau dengan cermat situasi yang sangat tidak menentu dan dapat berubah.”

Thailand telah menerima laporan bahwa negosiasi mungkin dimulai antara kelompok-kelompok yang bersaing di pihak Myanmar, kata Nikorndej, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dia menambahkan bahwa Thailand telah mengusulkan kepada Laos, ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, agar mereka dapat menjadi tuan rumah pertemuan yang bertujuan untuk mengakhiri krisis Myanmar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus