Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suara lantang 'leik mapai' berulang kali terdengar dari tempat-tempat pemungutan suara. Dalam bahasa Kamboja, 'leik mapai' artinya nomor 20 atau nomor urut Partai Rakyat Kamboja atau CPP dalam kertas suara pemilu Kamboja 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Minggu, 29 Juli 2018, pukul 15.00 proses perhitungan suara mulai dilakukan. Pantauan Tempo di Phnom Penh, Kamboja, di hampir setiap TPS nomor urut 20 menang telak, tak menyisakan banyak suara bagi 19 partai politik lainnya yang ikut dalam pemilu Kamboja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil hitung cepat, Partai CPP, seperti sudah diduga, memenangi pemilu Kamboja 2018. Jika tidak ada halangan, hasil perhitungan secara resmi akan diumumkan tiga hari sejak penyelenggaraan pemilu. CPP adalah partai milik Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, yang sudah berkuasa di Kamboja selama 33 tahun.
"Kami menyambut hasil pemilu Kamboja dan menghimbau seluruh pihak menghormati hasil pemilu," kata Agung Laksono, satu dari 10 anggota pemantau dari Indonesia, Minggu, 29 Juli 2018.
Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Reaksi positif juga diberikan oleh tim pemantau dari Libanon, yang sangat mengapresiasi mengetahui 80 persen pemilih memberikan hak suara mereka dalam pemilu Kamboja. Tim pemantau dari lebih dari 50 negara berharap pemerintah baru Kamboja bisa mewujudkan perdamaian abadi di Kamboja.
Terkait hasil pemilu Kamboja 2018, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Sudirman Haseng menilai masyarakat Kamboja belum lupa pada trauma masa lalu. Masyarakat Kamboja merindukan keterbukaan tetapi ingin kondisi tetap kondusif dan pemerintahan saat ini berhasil wujudkan iu.
"Masa lalu yang kelam belum hilang sehingga masyarakat belum ingin mengorbankan kestabilan itu untuk mendapatkan keterbukaan. Apalagi ada beberapa negara di dunia yang masyarakatnya mau terbuka tapi malah terjadi ketidakstabilan, bahkan kemunduran," kata Sudirman.
Duta Besar Sudriman menceritakan dalam pemilu Kamboja 2018, proses kampanye hingga pemungutan suara tidak menganggu aktivitas masyarakat, tidak ada ketakutan dan kekhawatian. Masyarakat bahkan diberikan kesempatan untuk memberikan hak pilihnya dengan diberlakukannya hari libur selama tiga hari agar mereka yang merantau bisa pulang kampung. Para pemilik usaha pun dihimbau oleh pemerintah Kamboja agar membayar dimuka separuh gaji karyawannya agar mereka memiliki kemampuan untuk pulang kampung dan mengikuti pemilu.