INILAH pesta para baby boomer. Generasi berusia 40-an Amerika Serikat yang kini mempunyai wakilnya di Gedung Putih dan dikenal mempunyai warna-warni bagai pelangi. Bagaimana tidak. Inilah generasi yang pada tahun 1960-an bergumul dalam revolusi sosial di Negara Paman Sam. Kelompok yang melahirkan Bob Dylan, Elvis, gerakan hippies, protes anti-Perang Vietnam, antirasial, dan antisegala hal yang mapan. Kelompok yang memperkaya kosakata dengan ganja, LSD, dan kebebasan seks. Maka, generasi Presiden Bush yang konservatif, banyak tabu dan hidup bersih, dipersilakan minggir. Penghuni Gedung Putih yang baru, yang mengaku pernah mengisap ganja, yang aktif dalam protes Perang Vietnam, yang sempat menikmati pacar gelap, kini berada di puncak tertinggi kursi kemapanan. Bill Clinton adalah warna baru. Inilah baby boomer, yang di sisi lain berhasil memenangkan beasiswa paling prestisius Rhodes, dan menikmati pendidikan di Oxford, universitas tertua di Inggris. Yang pernah menjadi gubernur negara bagian termuda, dan mempunyai istri yang disebut sebagai satu dari 100 pengacara paling berpengaruh di Amerika, dan bergaji tiga kali lipat dari suaminya yang gubernur itu. Maka, pesta seperti apa yang layak bagi pengukuhan Bill yang muda (46 tahun) dan ceria ini? Tentu pesta yang berwarna- warni melambangkan generasinya dan sekaligus populis, mencitrakan ideologi Partai Demokratnya yang sudah 12 tahun berada di kursi oposisi. Lihatlah cara Clinton datang ke ibu kota negara superkuat ini untuk menghadiri pestanya. Bukan dengan helikopter kepresidenan yang angker, melainkan dengan bus carteran seperti yang dipakainya selama kampanye kepresidenan. Ia pun turun jauh dari gerbang Gedung Putih dan berjalan kaki hingga berkesempatan berjabatan dengan ribuan pendukungnya yang memenuhi jalan utama. Drum band sekolah militer Virginia yang kaku, yang secara tradisional menghias parade pesta pengukuhan presiden, untuk pertama kalinya absen. Yang hadir justru kelompok gay dan lesbi serta artis peniru Elvis Presley. Dua kelompok ini memang sedang naik daun. Setidaknya mulai dianggap anggota masyarakat biasa dan bukan kelas pinggiran. ''Kami berupaya mencerminkan semua lapisan masyarakat Amerika,'' kata Dee Dee Myers, juru bicara Gedung Putih yang baru. Untungnya, tradisi Amerika menganggap acara pengukuhan presiden sebagai pesta gembira -- dengan kembang api -- se- telah masa kampanye yang melelahkan dan bukan acara yang hikmat berbau sakral. Pesta, misalnya, dimulai sejak hari Minggu, alias tiga hari sebelum pengukuhan resmi. Di lapangan depan gedung wakil rakyat yang disebut The Mall, sepuluh panggung setiap hari diisi acara hiburan mewakili berbagai kelompok etnis Amerika. Semua warna aliran musik seperti terwakili. Ada blues, jazz, koor gereja, pop, rock, dan musik tradisional etnik Korea, Hispanic, Jepang, ataupun Afrika. Bagi mereka yang berkeluarga, disediakan panggung- panggung yang menampilkan acara anak-anak. Acara gembira berubah menjadi lebih hikmat pada hari Rabu. Presiden Clinton dan Wakil Presiden Al Gore memulainya dengan kebaktian di gereja pada pukul 8 pagi. Hampir empat jam kemudian, Gore dan Clinton akan dikukuhkan di teras barat Capitol Building. Hanya undangan khusus yang dapat hadir di dalam gedung. Malamnya dansa-dansi berlangsung di Gedung Putih bagi para undangan. Dan di istana kepresidenan inilah Clinton menye- lenggarakan open house keesokan paginya. Namun, hanya anggota masyarakat yang mendaftar dan berhasil memenangkan undian yang akan datang. Maklum, peminatnya terlalu membludak. Bayangkan, 12.000 warga negara bagian Arkansas, daerah asal Clinton, terdaftar datang ke Washington DC. ''Banyak dari mereka tak kebagian karcis,'' kata seorang panitia. Jangan heran kalau harga karcis catutan pun membubung tinggi. Dan harganya cukup mahal, dari puluhan dolar hingga lebih dari seribu dolar, tergantung jenis karcisnya. Tapi peminat toh tetap ada. Sebab, ini memang bukan acara biasa. Biayanya saja diperkirakan lebih dari Rp 60 miliar, kendati banyak barang sebenarnya merupakan sumbangan berbagai sponsor. Hanya saja, bila sponsor terlalu bersemangat, panitia malah menjadi sulit. Soalnya, dalam kampanyenya, Clinton berjanji akan menghajar para pelobi konglomerat yang dianggapnya menyebabkan aspirasi rakyat di Washington DC agak tercampakkan. Maka, untuk menjaga citra janji kampanye itu, ketua Partai Demokrat yang kini menjadi menteri perdagangan, J. Brown, terpaksa membatalkan acara kelompok jetsetnya di Kennedy Center. Habis, acara itu sepenuhnya dibiayai sponsor konglomerat. Brown yang berkulit hitam adalah juga anggota kabinet Clinton yang mencerminkan kebinekaan etnis Amerika. Dan bagi Clinton, selesainya pemilihan anggota kabinet itu baru merupakan langkah kecil dalam tugasnya yang besar. ''Saya masih harus mengangkat sekitar 3.000 pejabat di bawah menteri lagi,'' katanya. ''Ini sebelumnya tak terbayangkan oleh saya,'' tambahnya dengan suara lelah. BHM (Washington DC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini