Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky pada Jumat, 14 Februari 2025, blak-blakan waswas bantuan Amerika Serikat ke Ukraina bakal dipapas. Dia mengakui Ukriana kecil kemungkinan bisa selamat dari serangan Rusia tanpa dukungan dari Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemungkinan (peluang kami selamat) akan sangat-sangat kecil dan tentu saja di tengah kesulitan dari berbagai arah ini, kami punya sebuah peluang. Namun kami akan punya peluang yang sangat rendah untuk selamat tanpa bantuan dari Amerika Serikat,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan NBC News, yang dipublikasi pada Jumat, 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump sebelumnya pada Rabu, 12 Februari 2025, mengatakan sudah bertelepon secara terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Ini adalah langkah besar bagi Trump yang ingin menyelesaikan perang Ukraina lewat jalur diplomasi, yang Trump yakini bisa diselesaikan dengan cepat.
Dalam wawancara dengan NBC News, Zelensky mengatakan Putin ingin datang untuk bernegosiasi, namun bukan untuk mengakhiri perang, tapi untuk mengunci sebuah kesepakatan gencatan senjata agar bisa mencabut sejumlah sanksi yang diberlakukan ke Rusia dan mengizinkan militer Moskow memperkuat kembali.
“Ini benar-benar apa yang dia (Putin) inginkan. Putin ingin jeda perang agar sejumlah sanski bisa dicabut karena gencatan senjata,” kata Zelensky.
Ukraina menuntut agar Moskow menarik tentaranya dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Ukraina juga menginginkan keanggotaan di NATO atau jaminan keamanan untuk mencegah Rusia menyarang negara itu lagi.
Terkait dengan NATO, pemerintahan Trump mengatakan secara terbuka untuk pertama kalinya bahwa tidak realistis bagi Kyiv untuk kembali ke perbatasan 2014 atau bergabung dengan aliansi NATO sebagai bagian dari perjanjian apa pun. AS tidak akan menerjunkan tentara yang akan bergabung dengan pasukan keamanan apa pun di Ukraina yang mungkin dibentuk untuk menjamin gencatan senjata.
Para pejabat Ukraina telah mengakui di masa lalu bahwa keanggotaan penuh NATO mungkin tidak dapat dicapai dalam jangka pendek dan bahwa kesepakatan damai hipotetis dapat membuat beberapa wilayah yang diduduki tetap berada di tangan Rusia. Namun, Kyiv dan sekutu-sekutu Eropanya menegaskan bahwa mereka khawatir karena Trump telah membuka negosiasi dengan konsesi yang jelas kepada Moskow, tanpa terlebih dahulu menyetujui posisi bersama.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini