TAK lama lagi bintang dalam percaturan politik dunia adalah
Jenderal (Purnawirawan) Alexander Meigs Haig Jr. Presiden
terpilih Ronald Reagan mengangkatnya sebagai Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat. Konon Reagan menunjuk Haig, 56 tahun, bekas
Panglima Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), atas nasihat
bekas Presiden Richard Nixon.
Pada saat juru bicaranya mengumumkan penunjukan tersebut, Reagan
sedang pangkas rambut di Los Angeles. "Saya pikir, ia adalah
orang yang tepat untuk jabatan itu," komentar Reagan mengenai
Haig.
Tapi pengangkatan Haig belum tentu mudah diterima oleh Senat AS.
Komite Hubungan Luar Negeri Senat merencanakan suatu acara
dengar pendapat mengenai Haig, awal 1981. Sorotan Senat akan
tajam sekali, mengingat Haig adalah Kepala Staf Gedung Putih
pada saat menjelang Nixon jatuh karena skandal Watergate.
Tapi, "tak ada alasan kuat yang dapat membatalkan
pengangkatannya," lanjut Reagan. Dengan penunjukan Haig, "garis
politik luar negeri AS akan jelas, kuat dan mantap."
Para pejabat NATO menyambut baik penunjukan Haig itu. Mereka
berharap Haig akan menempatkan usaha memperkuat sekutu Barat
dalam prioritas kebijaksanaannya. "Tidak ada orang yang
mengetahui kekuatan dan kelemahan NATO -- beranggotakan 15
negara Eropa -- kecuali dia," komentar Markas Besar NATO di
Casteau, Belgia.
Reaksi kementerian luar negeri berbagai negara umumnya bernada
positif dan optimistis. "Pengalaman strategis Haig sebagai
Panglima NATO menunjukkan bahwa pemerintah baru AS ingin
memberikan prioritas utama pada urusan luar negeri, terutama
Timur Tengah," kata Wakil PM merangkap Menlu Mesir, Kamal Hassan
Ali. Pengangkatan Haig itu baginya juga pertanda bahwa AS bermat
meneruskan rencana bantuan militer kepada Mesir guna mempercepat
stabilitas di kawasan itu.
Di Eropa, Haig juga dikenal bukan sebagai orang baru dalam
bidang diplomasi. Ia pernah diberi kepercayaan membantu Menlu
Henry Kissinger dalam Dewan Keamanan Nasional zaman Nixon. Di
Tokyo, pejabat Jepang, bahkan memuji Haig sebagai "tokoh yang
mempunyai pandangan luas."
Dipilihnya Haig, menurut William Safire, adalah atas desakan
Nixon. Safire, bekas pembantu Nixon yang kini menjadi kolomnis
surat kabar The New York Times, mengungkapkan bahwa bekas
Presiden AS itu memuji Haig setinggi langit di depan Reagan.
"Haig mempunyai kesetiaan, inteligensi dan ketajaman pemikiran
yang terpuji," tulis Safire.
Garis kebijaksanaan politik yang akan dijalankan Haig sudah
tampak jelas. Maka para pengamat politik AS menilai Presiden
terpilih itu akan mengambil jalan pragmatis, sekalipun dia
dikenal konservatif dan dalam masa pemilihan lalu mendapat
dukungan dari sayap kanan.
Selain menunjuk Haig, Reagan juga telah mengisi jabatn Menteri
Keuangan, Menteri Pertahanan, Menteri Perburuhan -- untuk Donald
T. Regan, Caspar W. Weinberger, dan William Donovan. Jabatan
menentukan seperti Direktur Badan Intelijen AS (CIA), Direktur
Anggaran, serta Jaksa Agung dilimpahkannya kepada William J.
Casey, David A. Stockman, dan William French Smith.
Berbeda dengan John F. Kennedy, Richard Nixon, dan Jimmy Carter
yang cepat mengumumkan anggota kabinetnya, Reagan ternyata agak
lamban. Kabinet Kennedy telah lengkap pada 16 Desember 1960.
Kabinet Nixon, 12 Desember 1968. Tapi Reagan, sampai Natal,
masih mencari-cari orang. Dari 10 anggota kabinetnya yang telah
diumumkan sebelum Natal belum ada wakil kulit berwarna.
Pelantikan Reagan, 70 tahun sebagai presiden AS ke-40 akan
dilangsungkan 20 Januari. Pembawa acara inaugurasi tersebut
adalah penyanyi Frank Sinatra, Reagan dalam upacara itu akan
memakai stelan jas seharga US$ 1.350, buatan penjahit di Beverly
Hills yang telah menjadi langganannya selama 40 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini