Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kementerian Luar Negeri Rusia Minta Masa Depan Suriah Ditentukan oleh Rakyat

Kementerian Luar Negeri Rusia berharap ada dialog inklusif dengan warga Suriah untuk menentukan masa depan negara mereka

17 Desember 2024 | 09.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin, 16 Desember 2024, memperingatkan bahwa masa depan Suriah hanya boleh diputuskan oleh rakyat Suriah sendiri. Pemerintah ‘inklusif’ di Suriah saat ini diharapkan bisa mempertimbangkan keberagaman etnis dan kepentingan agama yang ada di Suriah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Moskow memastikan memantau situasi yang terjadi di Suriah dalam lebih dari sepekan terakhir setelah kejatuhan rezim Presiden Suriah Bashar al Assad dan kekuasaan Suriah saat ini berada di bawah pimpinan komandan Ahmed al-Sharaa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami percaya jalan untuk menormalisasi situasi di Suriah adalah dengan menciptakan sebuah dialog inklisuf di kalangan warga Suriah untuk mencapai kepentingan nasional dan melangkah maju dalam penyelesaian politik yang komplek,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Rusia. Moskow selama ini dikenal sebagai negara yang mendukung Suriah.   

Bagi Rusia, masa depan Suriah harus ditentukan sendiri oleh rakyat Suriah. Hubungan persahabatan dan sikap saling menghormati antar warga Rusia dan Suriah selama berpuluh tahun pun akan terus berlanjut. Kremlin pada Senin, 16 Desember 2024, mengatakan keputusan akhir belum diambil soal masa depan pangkalan militer Rusia di Suriah. Moskow hanya memastikan masih kontak dengan pihak bertanggung jawab di Suriah.   

Empat sumber di Suriah mengatakan pada Reuters pada akhir pekan lalu Rusia menarik militernya dari garda depan utara Suriah dan sejumlah pangkalannya di Gunung Alawite. Namun Rusia masih mempertahankan dua pangkalan militernya di Suriah. 

Mantan Presiden Assad dan keluarganya sudah mendapat suaka dari Rusia setelah terdongkel dari kekuasaan. Dia dievakuasi dari pangkalan militer Rusia di Hmeimim, Suriah, pada 8 Desember 2024, setelah meninggalkan Ibu Kota Damaskus pada Minggu pagi saat kelompok pemberontak Suriah semakin mendekat.      

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus