Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kini Anti Ulama

Syarat terachir yang diminta iran bagi pembebasan sandera a.s, supaya a.s menyetor sejumlah us$ 23,4 milyar yang merupakan harta kekayaan mendiang syah & kekayaan iran yang dibekukan. (ln)

3 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KHOMEINI ternyata tak kebal demonstrasi. Gelombang massa antiayatullah itu telah menjalar ke berbagai kota di Iran -- termasuk kota suci Qom dan Mashad, basis kekuatan Khomeini. Di Isfahan, para demonstran bahkan telah merobek-robek gambar Khomeini, dan meneriakkan slogan anti kaum ulama. Di kota lain seperti Teheran, Tabriz, Shiraz, Qom dan Mashad, sasaran mereka ditujukan pada Ayatullah Montazari, ulama yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Khomeini. Demonstrasi serentak ini dua pekan lalu tercatat paling besar sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi ditumbangkan, Januari 1979. Khomeini mengecam "cendekiawan sekuler" sebagai biang keresahan politik nasional. Dalam pidatonya di pusat keagamaan Husainiah, di utara Teheran Khomeini menuduh kampus telah dijadikan kegiatan politik oleh organisasi mah?siswa Islam, komunis dan sekuler. "Semua peristiwa menyedihkan dan merugikan yang terjadi bersumber dari sana," kata Khomeini. "Mereka bukannya mengabdi untuk rakyat dan negara, tapi buat Amerika Serikat." Sejak Khomeini memegang tampuk kekuasaan di Iran hanya fakultas eksakta yang diperkenankan dibuka. Lainnya ditutup. Di Husainiah, Khomeini menegaskan bahwa fakultas yang telah ditutup tak akan dibuka kembali. Tuduhan Khomeini cukup beralasan. Gelombang demonstrasi antiulama muncul sehari setelah ia memberikan persetujuan pribadinya atas syarat terakhir Iran mengenai pembebasan 52 sandera AS. Iran antara lain meminta supaya AS menyetor sejumlah US$ 23,4 milyar pada Bank Sentral Aljazair. Aljazair adalah perantara Iran dalam sengketanya dengan AS. Perincian tuntutan Iran itu meliputi US$ 10 milyar dari harta mendiang Syah, US$ 9 milyar dari kekayaan Iran yang dibekukan bank-bank AS, US$ 4 milyar untuk menutup pengadaaan terhadap Iran yang diajukan ke pengadilan AS, dan US$ 400 juta berupa kontrak penjualan senjata yang tidak dipenuhi. Juru bicara resmi Iran, Behzad Nabawi menyebut sandera akan dibebaskan 24 jam setelah AS menerima syarat tadi. "Jaminan itu akan memungkinkan mereka dibebaskan. Nabawi menegaskan bahwa Iran bisa menahan para sandera sepuluh tahun, jika jawaban AS tidak memuaskan. "Kupon makan mereka telah disiapkan untuk dua tahun mendatang," tambahnya. Perdana Menteri Iran, Mohamad Ali Rajai kepada Radio Teheran menyatakan soal pengembalian kekayaan bekas Syah, mungkin menjadi masalah rumit bagi pembebasan sandera. Tapi, "Iran sudah bertekad tak akan beringsut sejengkal pun dari syarat yang sudah diajukan," kata Rajai. Menteri Luar Negeri AS, Edmund Muskie menjawab bahwa tuntutan terakhir Iran "tidak masuk akal" dan di luar wewenang Presiden Jimmy Carter untuk memenuhinya. Maka Muskie, atas pertanyaan wartawan, menyatakan kesangsiannya bahwa para sandera akan dapat segera dibebaskan. Sekali ini adalah Natal kedua yang mereka alami dalam tahanan. Tuntutan Iran itu, jika akan dipenuhi --menurut para pejabat di Washington -- berarti uang tebusan yang besar, sekitar US$ 450 juta per sandera yang akan dibebaskan. Demonstrasi di berbagai kota tampak bukan cuma disebabkan Khomeini memberikan persetujuan pribadinya atas syarat pembebasan sandera AS. Ada yang menyebut demonstrasi itu punya kaitan dengan "pertentangan" antara Presiden Abolhassan Bani Sadr yang ditunjang oleh kelompok demokrat dan PM Rajai yang didukung oleh kaum ulama. Pertikaian antara kedua golongan itu menyangkut kebijaksanaan pemerintah di berbagai bidang. Beberapa hari sebelum massa turun ke jalan, perselisihan antara kelompok moderat dan golongan pro ulama telah menjadi terbuka, baik di luar maupun di dalam parlemen. Kedua kelompok itu saling memprotes. Sehingga Khomeini terpaksa berulang kali menyerukan persatuan. Dari parlemen diberitakan 68 wakil rakyat yang pro ulama telah menandatangani petisi yang menuduh Bani Sadr membocorkan pembicaraan rahasia negara mengenai perang. Tuduhan tersebut tersiar setelah surat kabar Angelab Islami memuat laporan konfrontasi militer di front Susangerd. "Mengungkapkan masalah ini membahayakan dan melemahkan tentara Iran," bunyi petisi tersebut. Koran itu dipimpin oleh pendukung Bani Sadr. Demonstrasi anti-Khomeini, menurut Pengawal Revolusi Iran (PRI), dilakukan oleh golongan sayap kiri, kaum nasionalis liberal dan mereka yang "sudah diracuni Barat" di Iran. Dua hari setelah demonstrasi serentak di berbagai kota, pasukan PRI terlibat kontak senjata dengan rakyat Provinsi Azerbaijan. Tak kurang dari 124 orang tewas -- termasuk 24 anggota PRI. Bentrokan yang terjadi di Desa-Miyandoab itu merupakan insiden dalam negeri Iran paling sengit dalam beberapa bulan terakhir. Azerbaijan, daerah perbatasan Iran dengan Turki, berpenduduk mayoritas suku Kurdi. Menurut pemerintah, orang Turki menghasut. Kejadian ini tampak merupakan peristiwa lanjutan. Pada bulan-bulan pertama Khomeini memegang tampuk kekuasaan di Iran, warga Azerbaijan telah mengibarkan bendera perang terhadap ayatullah itu. Khomeini kelihatan berusaha meredakan baik pertentangan antara kaum moderat dan golongan keras pro ulama maupun kerusuhan di Azerbaijan. "Situasi sangat rawan sekarang ini," katanya. Namun demonstrasi mendukung Khomeini bukan suatu mustahil. Tinggal soal waktu. Jika itu terjadi, Iran pasti ramai lagi. Dan nasib sandera AS makin tak ketahuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus