Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Liga Arab menghimbau masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas aktivitasnya di Dataran Tinggi Golan, Suriah yang diduduki. Liga Arab juga menekankan perlunya menghentikan perluasan pemukiman ilegal di daerah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Arab News, organisasi tersebut meminta dalam resolusinya agar kelompok Arab di PBB, berkoordinasi dengan Aljazair, berupaya menyelenggarakan sesi khusus Dewan Keamanan PBB. Sesi yang diusulkan akan membahas apa yang digambarkan Liga Arab sebagai ancaman yang meningkat terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Resolusi Liga Arab mencerminkan meningkatnya kekhawatiran regional tentang aktivitas Israel di Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki, dengan negara-negara Arab mendesak intervensi internasional yang lebih kuat untuk mencegah destabilisasi lebih lanjut di kawasan tersebut setelah jatuhnya pemerintahan Bashar Assad
Dikutip dari Anadolu Ajansi, segera setelah jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember 2024, tentara Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah, tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan yang dipantau PBB dengan Damaskus.
Tentara Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap pangkalan militer, stasiun pertahanan udara, dan markas intelijen, serta depot rudal jarak jauh dan pendek serta persediaan senjata tidak konvensional di seluruh Suriah.
Pertemuan tersebut menghasilkan dikeluarkannya resolusi yang mengutuk serangan Israel ke wilayah zona penyangga Suriah dan wilayah berdekatan lainnya termasuk Gunung Hermon.
Dikutip dari Al Mayadeen Pasukan pendudukan Israel (IOF) yang bergerak ke zona penyangga di perbatasan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 antara Israel dan Suriah. Sementara itu pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan (UDOF) telah memperingatkan Israel bahwa tindakan tersebut akan menjadi pelanggaran perjanjian pelepasan tahun 1974.
UNDOF juga menyebut bahwa IOF telah menyerbu zona tersebut dan masih berada di sana setidaknya di tiga lokasi. UNDOF menjelaskan bahwa IOF telah memasuki wilayah pemisahan dan telah bergerak di dalam wilayah tersebut. Mereka juga menyebut bahwa tidak boleh ada militer atau kegiatan di wilayah tersebut.
"Israel dan Suriah harus terus menegakkan ketentuan perjanjian tahun 1974 itu, dan menjaga stabilitas di Golan," keterangan UNDOF dikutip dari Al Mayadeen English.
ALMAYADEEN | AA | ARABNEWS
Pilihan editor: Inggris, Jerman dan Prancis Kirim Diplomat Bertemu Pemimpin Baru Suriah