Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenderal Augusto Pinochet Ugarte mengucapkan "doa" itu pada November 1998. Saat itu, ia baru saja ditahan di Inggris selama sebulan dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan. Ternyata, harapan jenderal berusia 84 tahun yang memerintah Cile dari 1973 sampai 1990 itu terkabul. Kamis pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Inggris, Jack Straw, mengumumkan Pinochet bebas dari tuntutan ekstradisi ke Spanyol, sekaligus dari peradilan di negara ketiga. Hari itu juga Pinochet pulang ke Cile, setelah selama 16 bulan harus berlaga di pengadilan Inggris.
Keputusan Straw membebaskan Pinochetterutama karena kesehatannya yang sangat buruktentu saja memicu kontroversi baru. Memang, negara-negara penuntut ekstradisi, seperti Spanyol, Swiss, Prancis dan Belgia, telah sepakat tidak naik banding. Tapi, hubungan diplomatik Inggris dengan negara-negara tersebut memburuk. "Ini situasi yang sangat sulit dikendalikan," kata Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Sementara itu, publik Inggris memprotes pemerintahnya, yang telah menghamburkan 1,4 juta pound (lebih dari Rp 15 miliar) uang pajak untuk biaya proses peradilan Pinochet, yang ternyata hanya dilepas begitu saja.
Protes lebih lantang datang dari aktivis hak asasi manusia. "Keputusan bebas ini menunjukkan bahwa dunia bersikap longgar terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Reed Brody dari Human Right Watch, New York. Amnesty International juga menyayangkan pembebasan Pinochet. Mereka berharap Pinochet diadili di negara ketiga karena "tipe Pinochet" biasanya kebal hukum di negaranya sendiri. Jika Pinochet bisa diadili, hal itu dapat jadi contoh untuk kasus-kasus serupa yang terjadi di negara lain seperti Rwanda, Yugoslavia, dan Indonesia.
Sesungguhnya, apa "dosa-dosa" Pinochet? Menurut dakwaan yang terkumpul, Pinochet dinilai bertanggung jawab atas hilangnya 3.000 orang di masa pemerintahannya. Selain itu, Pinochet juga dituduh bertanggung jawab atas penyiksaan-penyiksaan, pembunuhan, dan hukuman tanpa peradilan di Cile. Jenis-jenis kejahatan seperti itu sudah bisa dimasukkan ke jenis kejahatan internasional. Dengan alasan itulah, pemerintah Spanyol mengajukan surat penangkapan Pinochet kepada pemerintah Inggris, ketika jenderal itu sedang menjalani operasi hernia di Inggris.
Tapi, sebenarnya lakon belum berakhir. "Pinochet bebas karena kesehatannya yang buruk, bukan karena dia tidak bersalah," kata Geoffrey Bindman, pengacara hak asasi manusia yang ikut menuntut ekstradisi Pinochet. Artinya, meskipun Pinochet sudah kembali ke Santiago, Cile, diantar oleh Angkatan Udara Inggris, belum tentu laki-laki kelahiran Valparaiso, kota di pantai Laut Pasifik, itu bisa hidup tenteram. Apalagi Pinochet sudah ditunggu Jaksa Juan Guzman dengan 60 tuntutan hukum.
Masalahnya, mampukah pemerintah Cile membawa Pinochet ke pengadilan? Itu adalah tugas terberat Ricardo Lagos Escobar, presiden yang baru terpilih Januari lalu. Lagos, dikenal sebagai murid Salvador Allendebekas presiden Cile yang dikudeta dan dibunuh oleh Pinochet pada September 1973sejak semula berniat membawa Pinochet ke pengadilan bila jenderal penumpas Partai Komunis Cile itu kembali ke tanah airnya (TEMPO edisi 47). Janji Lagos untuk mengadili Pinochet itu tidak hanya menjadi harapan rakyat Cile yang sudah menjadi korban rezim Pinochet, tapi juga masyarakat internasional yang menginginkan keadilan.
Dengan kemenangan Pinochet ini, Lagos harus memperhitungkan langkah. Kenyataan bahwa pendukung Pinochet masih besar, terutama di dalam tubuh angkatan bersenjata, itu tidak bisa diabaikan. Pada saat kedatangan Pinochet, misalnya, pihak militer sudah menjalankan"operation return" dengan mengamankan Pinochet dari segala bentuk gangguan. Alhasil, tidak ada satu media pun yang meliput kepulangan Pinochet. "Kami diinstruksikan untuk tidak memberi akses kepada media massa," kata juru bicara tentara, Kolonel Ricardo Gutierrez.
Massa yang mendukung Pinochet jumlahnya masih signifikan. Hal itu terbukti dengan hasil pemilihan presiden yang ketat, ketika Lagos hanya menang tipis dari Joaqin Lavish, kandidat sayap kanan yang pro-Pinochet. "Pinochet-lah yang menyelamatkan kami dari komunisme," kata Maria Christina, seorang warga negara yang menyambut kemenangan Pinochet.
Doa Pinochet untuk pulang ke tanah airnya memang dikabulkan, tapi mungkin tidak untuk permintaan "hidup damai". Pinochet masih harus menghadapi pengadilan rakyatnya.
Bina Bektiati (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo