Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

PM Inggris Isolasi Mandiri Lagi

Vaksin buatan Moderna diklaim efektif dalam mencegah Covid-19 hingga 94 persen.

17 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat menghadiri pertemuan kabinet di Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran (FCO), London, Inggris, 10 November 2020. REUTERS/Toby Melville

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menjalani isolasi mandiri.

  • Perusahaan bioteknologi Amerika itu mengklaim hasil sementara uji klinis tahap 3 terhadap vaksin Covid-19 miliknya efektif mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94 persen.

  • Hasil serupa juga dicapai Pfizer pada pekan lalu, yang mengumumkan bahwa vaksin virus corona mereka yang tengah diuji klinis mampu mencegah infeksi sampai 90 persen.

LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali menjalani isolasi mandiri. Boris terpaksa menjalani isolasi setelah bertemu dengan seorang anggota parlemen yang kemudian dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pernyataannya, 10 Downing Street, kantor Perdana Menteri Inggris, mengatakan bahwa Johnson tidak mengalami gejala, tapi tetap akan mengikuti panduan dari Badan Kesehatan Nasional Inggris. "Dia akan terus bekerja dari Downing Street, termasuk memimpin upaya pemerintah dalam menangani pandemi virus corona," ujar pejabat di 10 Downing Street, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Johnson bertemu dengan Lee Anderson, seorang anggota parlemen, dalam pertemuan parlemen selama 35 menit pada Kamis pekan lalu. Johnson diminta mengisolasi diri setelah Badan Kesehatan Inggris melakukan penelusuran dan pelacakan (NHS Test & Trace) terhadap orang-orang yang berinteraksi lama dengan Anderson karena diketahui terjangkit virus corona.

Ini merupakan isolasi mandiri kedua yang dilakukan Johnson, 56 tahun. Pada Maret lalu, dia dinyatakan positif terinfeksi corona dan dirawat intensif di rumah sakit. Ada beberapa kasus bahwa orang yang pernah terjangkit bisa kembali terinfeksi virus corona. Namun para ahli menyatakan tidak mengetahui secara jelas seberapa luas fenomena tersebut.

Dua pekan lalu, Johnson mengumumkan kebijakan lockdown atau karantina sementara secara nasional setelah meningkatnya jumlah kasus corona di Inggris selama Oktober lalu. Berdasarkan data dari Pusat Sumber Daya Virus Corona Universitas Johns Hopkins, hingga Sabtu lalu, negara itu telah mencatat 1,3 juta kasus dan lebih dari 51 ribu kematian sejak awal pandemi.

Adapun Johnson mengklaim kondisinya baik. "Saya bugar dan merasa kuat," ujar Johnson lewat tayangan video pendek di Twitter. "Saya penuh dengan antibodi." Dia mengatakan tetap bekerja seperti biasa dan bisa melalui aplikasi Zoom dan alat komunikasi elektronik lainnya.

Sementara itu, upaya menekan wabah corona terus dilakukan. Hasil uji klinis tahap akhir yang dilakukan Moderna memunculkan kabar baik. Perusahaan bioteknologi Amerika itu mengklaim hasil sementara uji klinis tahap 3 terhadap vaksin Covid-19 milik mereka efektif dalam mencegah Covid-19 hingga lebih dari 94 persen.

“Itu seharusnya memberi kita semua harapan bahwa vaksin akan mampu menghentikan pandemi ini dan semoga membawa kita kembali ke kehidupan kita,” kata Presiden Direktur Moderna, Stephen Hoge, kepada The Associated Press. Moderna berharap memiliki sekitar 20 juta dosis, yang dialokasikan untuk Amerika yang akan siap pada akhir 2020. Kasus Covid-19 di Amerika mencapai 11 juta orang yang terinfeksi. Pandemi ini telah menewaskan lebih dari 1,3 juta orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 245 ribu di antaranya di Amerika. “Bukan Moderna sendiri yang menyelesaikan masalah ini. Ini akan membutuhkan banyak vaksin untuk memenuhi permintaan global,” tuturnya.

Hasil serupa dicapai Pfizer pada pekan lalu, yang mengumumkan bahwa vaksin virus corona mereka yang tengah diuji klinis mampu mencegah infeksi sampai 90 persen. Meski begitu, vaksin yang diproduksi bersama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, ini masih terus melakukan pengembangan atas hasil yang dicapai.

NBC NEWS | REUTERS | OUTLOOK INDIA | BBC | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus