Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

18 Desember 2023 | 13.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat digegerkan atas kedatangan pengungsi Rohingya yang semakin banyak, terutama di wilayah Aceh. Mereka mendapat penolakan dari warga karena memiliki riwayat buruk selama difasilitasi tempat tinggal di Indonesia. Pengungsi Rohingnya juga diberi jatah uang bulanan hingga bantuan makanan setiap hari, tetapi beberapa di antaranya justru berbuat hal yang mengundang amukan warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rohingya merupakan kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar. Sejak 2017, etnis Rohingya memulai eksodus untuk keluar dari Myanmar. Peristiwa tersebut dipicu karena etnis Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine, terus mengalami kekerasan dan penindasan oleh militer Myanmar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terdapat sebanyak 137 pengungsi Rohingya yang dibawa dari Kantor Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh ke UPTD Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya Ladong Tuna Sosial di Gampong Ladong, Aceh Besar, kembali ditolak oleh masyarakat setempat.

Salah seorang warga Ladong, Armansyah, mengatakan warga menolak para Rohingya ditempatkan di Ladong karena dari pengalaman sebelumnya banyak pengungsi kabur dari tempat penampungan sehingga meresahkan masyarakat.

"Gelombang pertama Rohingya ke sini dulu kami sudah menerima, tapi tingkah lakunya banyak berefek, terganggu dengan masyarakat," kata dia.

Selain itu, tutur dia, banyak pengungsi Rohingya yang sebelum ditempatkan di UPTD Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya Ladong Tuna Sosial juga melarikan diri dari penampungan. "Banyak mereka keluar melarikan diri dari sini, (takut) hilang punya warga, berkonflik dengan warga, dan segala macam," katanya.

Sebelumnya, pengungsi Rohingnya juga mendapat penolakan dari warga setempat di beberapa negara di seluruh dunia. Simak deretan negara yang pernah menolak keberadaan pengungsi Rohingya berikut.

1. Bangladesh

Pada 2021, Bangladesh, tempat pelarian utama penyinta Rohingya, menolak untuk menampung mereka. Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Bangladesh, A.K. Abdul Momen, yang menyampaikan bahwa negaranya tak memiliki kewajiban menampung pengungsi Rohingya. 

Bangladesh selalu menjadi lokasi pelarian utama selama ini. Sejak pembantaian etnis Rohingya terjadi di Myanmar pada 2017 lalu, kurang lebih ada 1 juta pengungsi yang telah kabur ke Bangladesh. Di sana, para pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian.

2. Malaysia

Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi penolakan Malaysia untuk menerima pengungsi Rohingya. Menurut para analis, tidak seperti terhadap pencari suaka dari Palestina atau Bosnia, Malaysia menolak pengungsi Rohingya antara lain karena jumlahnya yang terlalu banyak dan asal mereka yang terlalu dekat dengan negara itu. 

Menurut Dr Oh Ei Sun dari Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, Bosnia di Eropa terletak lebih jauh dari Malaysia dibandingkan dengan Myanmar, asal para pengungsi Rohingya. "Situasinya sama sekali berbeda. Mereka datang dari jauh dan dalam jumlah kecil, sehingga menerima mereka hampir tidak berbahaya baik secara domestik maupun internasional, "kata Oh dalam wawancara dengan Malay Mail online.

Ketakutan terbesar Malaysia memang pada jumlah mereka yang besar. "Jika hanya beberapa dari mereka datang, negara-negara tetangga akan lebih bersedia untuk menerima mereka baik sebagai pengungsi atau penduduk tetap," kata Oh.

3. Thailand

Thailand telah menolak pengungsi Rohingya masuk ke negaranya sejak tahun 2015. Thailand menjadi negara yang banyak menangkap dan mendeportasi pengungsi Rohingya untuk kembali ke negara asalnya. Pemerintah Thailand menganggap bahwa pengungsi Rohingya merupakan imigran gelap.

4. Singapura

Singapura mengambil sikap tegas menolak para pencari suaka dari manapun asalnya, tanpa melihat latar belakang dan agama. Dikutip dari The Straits Times, alasannya, karena luas wilayah Singapura yang sangat kecil. Kondisi ini menyebabkan Singapura menilai wilayahnya tidak mampu menampung imigran, termasuk pengungsi Rohingya Myanmar. 

Singapura tidak bisa menampung imigran, meskipun negara tersebut tetap memberikan bantuan berupa materi kepada para pengungsi. Pada 2017, Kementerian Luar Negeri Singapura diketahui telah mengirimkan bantuan senilai 270.000 dolar Singapura ke Bangladesh untuk pengungsi Rohingya. 

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH  | KUKUH S. WIBOWO | ISTMAN MP | INDAH PRATIWI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus