Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Prancis, Jean-Michel Blanque, mengatakan guru sejarah Prancis, Samuel Paty, 47 tahun, bakal mendapat penghargaan tertinggi yaitu ‘Legion d’Honneur’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paty tewas setelah diserang seorang simpatisan militan Islam, yang kemudian memenggal kepalanya di luar sekolah tempatnya mengajar di Kota Conflans-Sainte-Honorine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Upacara nasional menghormati Paty akan digelar di Universitas Sorbonne, Paris, pada Rabu,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Pelaku pembunuhan, yang merupakan keturunan Chechnya dan berusia 18 tahun, ingin membalas tindakan Paty, yang menggunakan konten kartun Nabi Muhammad pada saat pengajaran mengenai kebebasan berekspresi di sekolah. Warga Muslim menilai penggambaran fisik nabi sebagai tindakan pelecehan.
Kasus teror pembunuhan ini mengejutkan warga Prancis dan mengingatkan publik mengenai penembakan massal yang terjadi terhadap jurnalis majalah satir Charlie Hebdo pada Januari 2015. Insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai sebelas orang.
Polisi melakukan penggerebekan ke sejumlah lokasi dan organisasi, yang dinilai menganut pemahaman Islam yang ekstrim beberapa hari setelah pembunuhan Samuel Paty. Kementerian Dalam Negeri Prancis juga berencana mendeportasi sekitar 130 orang asing, yang dinilai memiliki pemahaman agama Islam yang ekstrim.
Sumber