Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis pada hari Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015, serangan paling mematikan di masa damai Prancis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 130 orang tewas dan ratusan terluka ketika orang-orang bersenjata dengan rompi bunuh diri menargetkan enam bar dan restoran, gedung konser Bataclan dan stadion olahraga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Malam itu menjerumuskan kami semua ke dalam kengerian dan keburukan," Jean-Pierre Albertini, yang putranya berusia 39 tahun, Stephane, tewas di gedung konser Bataclan kepada Reuters, dikutip 8 September 2021.
Polisi menjaga persidangan dengan siaga tinggi, jalan sekitar gedung pengadilan Palais de Justice di sebuah pulau di pusat kota Paris diblokir untuk mobil dan pejalan kaki, begitupun tepi Sungai Seine di sekitarnya.
Mereka yang diberi wewenang untuk menghadiri persidangan harus melalui beberapa pos pemeriksaan sebelum diizinkan di ruang sidang yang dibangun khusus dan ruangan lain di mana sidang akan disiarkan.
Suasana usai penembakan di gedung konser Bataclan, Paris (DAILYMAIL)
Persidangan akan berlangsung sembilan bulan, dengan sekitar 1.800 penggugat dan lebih dari 300 pengacara mengambil bagian dalam apa yang digambarkan Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti sebagai maraton peradilan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Putusan itu diharapkan akhir Mei.
Sebagian besar terdakwa teroris, termasuk Salah Abdeslam, pria Prancis-Maroko berusia 31 tahun yang diyakini sebagai satu-satunya anggota yang masih hidup dari kelompok yang diduga melakukan serangan itu, menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Terdakwa lainnya, enam di antaranya akan diadili secara in absentia, dituduh membantu menyediakan senjata dan mobil atau berperan dalam mengatur serangan. Tiga belas orang lainnya, 10 di antaranya juga berada di penjara, akan berada di ruang sidang, dituduh melakukan kejahatan mulai dari membantu memberikan senjata atau mobil kepada penyerang hingga merencanakan untuk mengambil bagian dalam serangan itu.
"Yang saya pedulikan dalam persidangan adalah kesaksian dari para penyintas lainnya...(untuk) mendengar bagaimana mereka telah bertahan selama enam tahun terakhir," kata Jerome Barthelemy, 48 tahun. "Adapun terdakwa, saya bahkan tidak mengharapkan mereka untuk berbicara."
Seorang yang selamat dari serangan di Bataclan, Barthelemy mengatakan dia baik-baik saja sekarang tetapi menderita depresi dan kecemasan.
Serangan teror di Bataclan diklaim oleh ISIS, yang telah mendesak para pengikutnya untuk menyerang Prancis atas keterlibatannya dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.
REUTERS