Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penolakan masyarakat Prancis pada akhir pekan lalu terhadap rencana pemerintah mengubur limbah nuklir pada kedalaman 500 meter di kawasan hutan Lejuc, Prancis, mengingatkan trauma publik pada bencana nuklir. Limbah nuklir bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan, maka tak heran hampir tidak ada penduduk yang ingin lingkungan tempat tinggalnya menjadi kawasan limbah nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja beraktivitas di dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibongkar di Muelheim-Kaerlich, Jerman, 22 Mei 2017. Jerman berencana beralih dan berfokus pada penggunaan sumber energi terbarukan sebagai pengganti nuklir. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Seperti dikutip dari www.dw.com, upaya mengatasi limbah nuklir tidak pernah menjadi perkara mudah bagi banyak negara. Limbah nuklir harus didinginkan dalam bentuk cairan. Namun, jika menguap, cairan ini bisa cepat panas dan berpotensi menyebabkan kebakaran. Para ahli menyebut, inilah yang terjadi pada bencana nuklir Chernobyl, di Ukraina, yang tercatat sebagai bencana nuklir terburuk dalam sejarah.
Ketika bencana nuklir di Fukushima, Jepang, terjadi pada 2011, tempat penyimpanan limbah reaktor yang berupa kolam-kolam penampungan, yang terhubung dengan masing-masing reaktor, rusak berat karena diguncang gempa bumi hingga menyebabkan kebocoran. Sekitar 27 persen dari total populasi Jepang harus dievakuasi.
Prancis, Inggris, Korea Selatan, dan Amerika Serikat juga menyimpan limbah nuklir mereka di kolam-kolam penampungan yang terhubung dengan masing-masing reaktor.
Para ahli nuklir mengatakan masalah paling rumit bagi pemerintah Prancis saat ini adalah bukan menemukan tempat-tempat pembuangan limbah akhir, tapi bagaimana agar tempat pembuangan limbah itu benar-benar aman hingga puluhan tahun ke depan dan mampu menyelesaikan teka-teki terkait dengan bagaimana menghilangkan sampah toksit dari kehidupan umat manusia.