Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Profil Daniella Weiss, Aktivis Pemukim Israel yang Masuk Nominasi Nobel Perdamaian 2025

Dikabarkan masuk sebagai kandidat Nominasi Nobel Perdamaian 2025, Daniella Weiss merupakan perempuan yang menjadi tokoh utama dari gerakan pemukiman Israel.

13 Maret 2025 | 16.08 WIB

Daniella Weiss (kiri), pendiri Nachala, organisasi pemukim Israel, di Be'eri, Israel, 21 Oktober 2024. Reuters/Janis Laizans
Perbesar
Daniella Weiss (kiri), pendiri Nachala, organisasi pemukim Israel, di Be'eri, Israel, 21 Oktober 2024. Reuters/Janis Laizans

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyelenggara Nobel Perdamaian menyatakan ada lebih dari 300 kandidat yang menjadi nominasi Nobel Perdamaian tahun 2025. Dikabarkan salah satu kandidatnya yakni Daniella Weiss, seorang tokoh perempuan yang mendukung aneksasi Israel dan pemukiman ilegal di Palestina.

Dikutip dari laman Arab News, Weiss diajukan oleh dua profesor dari Universitas Ariel dan Universitas Ben-Gurion yang mengklaim bahwa pemukiman Yahudi yang Weiss dorong telah "meningkatkan stabilitas regional." Namun, komunitas internasional, termasuk PBB, menganggap pemukiman tersebut ilegal. Nominasi ini memicu kemarahan publik, mengingat perannya sebagai pemimpin Nachala yang menyerukan aneksasi penuh Tepi Barat dan pemukiman kembali Jalur Gaza. Sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023, kekerasan pemukim dan penggerebekan militer Israel di Tepi Barat meningkat, menewaskan ratusan warga Palestina. 

Lantas, bagaimana profil dari Daniella Weiss? Dilansir dari laman The New Yorker yang berjudul “The Extreme Ambitions of West Bank Settlers”, berikut beberapa informasi mengenai tokoh perempuan Israel ini.  

Latar Belakang Daniella Weiss

Daniella Weiss lahir pada tahun 1945 di kawasan Tel Aviv, tiga tahun sebelum berdirinya negara Israel. Ayahnya berasal dari Amerika Serikat, sementara ibunya lahir di Warsawa, Polandia, dan berimigrasi ke Israel saat masih bayi. Latar belakang keluarganya yang berakar kuat dalam sejarah Yahudi membentuk pandangannya terhadap Zionisme dan peran pemukiman Yahudi di tanah yang ia anggap sebagai tanah air.

Keterlibatan dalam Gerakan Pemukiman

Weiss mulai terlibat dalam politik pemukiman setelah Perang Enam Hari tahun 1967. Baginya, perang ini bukan sekadar kemenangan militer, tetapi juga peristiwa yang bersifat spiritual dan menguatkan keyakinannya akan kembalinya bangsa Yahudi ke tanah yang dijanjikan. Pada awal 1970-an, keluarganya pindah ke Tepi Barat, dan sejak saat itu ia menjadi figur penting dalam gerakan pemukiman. 

Dikutip dari laman CNN, dirinya bahkan dijuluki sebagai “godmother” karena perannya sebagai tokoh utama dari gerakan pemukiman Israel.

Sebagai anggota Gush Emunim, gerakan yang mendukung pendirian komunitas Yahudi di wilayah yang diduduki Israel, Weiss menjadi salah satu tokoh utama dalam mendorong pembangunan pemukiman di Tepi Barat. Ia menjabat sebagai wali kota Kedumim selama satu dekade dan terus memperjuangkan ekspansi pemukiman meskipun menghadapi berbagai kontroversi.

Pandangan Radikal tentang Wilayah Israel

Bagi Weiss, gerakan pemukiman Yahudi adalah kelanjutan dari proyek Zionisme yang telah berlangsung lebih dari seabad. Ia meyakini bahwa tanah Israel tidak hanya mencakup wilayah yang saat ini dikuasai negara Israel, tetapi juga membentang dari Sungai Efrat di timur hingga Sungai Nil di barat daya. Pandangan ini bertentangan dengan konsensus internasional dan menolak kemungkinan berdirinya negara Palestina yang merdeka.

Ia juga menolak klaim bahwa pemukiman Yahudi di Tepi Barat dibangun di atas tanah Palestina. Weiss bersikeras bahwa tidak ada komunitas Yahudi yang berdiri di atas tanah Arab dan menganggap narasi yang menyebutkan pengusiran warga Palestina sebagai kebohongan.

Dinukil dari laman CNN, dalam sebuah pertemuan dengan para pendukungnya di pemukiman Karnei Shomron, ia dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa pemukiman di Gaza akan terwujud dalam hidupnya. Peta yang ditampilkan dalam presentasinya menunjukkan rencana pemukiman Yahudi di seluruh jalur Gaza, tanpa menyisakan ruang bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana. Weiss mengklaim bahwa 500 keluarga telah mendaftar untuk pindah ke Gaza melalui Nachala, dan kampanye pendanaan bahkan telah dilakukan hingga ke Amerika Serikat.

Pandangan tentang Konflik Israel-Palestina

Dalam beberapa tahun terakhir, Weiss berafiliasi dengan organisasi Nachala, yang membantu generasi muda pemukim mendirikan outpost ilegal di Tepi Barat. Langkah ini bahkan menuai kritik di kalangan pemukim sendiri karena sifatnya yang melanggar hukum Israel dan berpotensi memperburuk ketegangan dengan warga Palestina.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kebijakan pemerintah Israel terhadap Tepi Barat semakin agresif. Lebih dari 16 komunitas Palestina telah dipaksa meninggalkan tanah mereka, dan lebih dari 175 warga Palestina terbunuh. Weiss mendukung langkah pemerintah dan meyakini bahwa pemukiman Yahudi harus terus diperluas hingga mencapai dua hingga tiga juta orang di Tepi Barat.

Sebuah survei dari The Jewish People Policy Institute yang dikutip oleh CNN menunjukkan bahwa 26 persen warga Israel kini mendukung pembangunan kembali pemukiman di Gaza, dengan angka meningkat menjadi 51 persen di antara pendukung koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Weiss juga menjadi pembicara dalam konferensi “Victory of Israel” bersama Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dua politisi sayap kanan yang mendukung ekspansi pemukiman. Meski Netanyahu sendiri menyebut rencana ini "tidak realistis," ia belum sepenuhnya menolaknya, terutama karena dukungan dari koalisi sayap kanan sangat penting bagi kelangsungan pemerintahannya.

Ketika ditanya mengenai hak politik warga Palestina di Tepi Barat, Weiss menegaskan bahwa mereka harus menerima kedaulatan Israel di tanah tersebut. Ia menolak gagasan bahwa hak politik bersifat universal, dengan alasan bahwa orang-orang Palestina telah kehilangan hak mereka untuk ikut serta dalam politik Israel.

Sikap terhadap Gaza dan Masa Depan Pemukiman

Weiss termasuk dalam kelompok yang ingin mengembalikan pemukiman Yahudi di Gaza setelah penarikan Israel pada 2005. Menurutnya, keputusan untuk menarik pemukim Yahudi dari Gaza adalah kesalahan besar yang menyebabkan bangkitnya Hamas. Ia mendukung gagasan bahwa warga Gaza harus dipindahkan ke tempat lain, seperti Sinai, Mesir, atau bahkan Turki, meskipun banyak yang mempertanyakan rasionalitas usulannya.

Dalam pandangannya, prioritas utama adalah keamanan dan kesejahteraan warga Yahudi. Ketika ditanya tentang penderitaan anak-anak Palestina akibat konflik, Weiss secara tegas menyatakan bahwa anak-anak Yahudi adalah prioritasnya.

Pilihan Editor: Pembantaian Sektarian dan Agenda Israel di Suriah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus