Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu mengatakan tidak ada satu pun rakyat Palestina yang akan dikeluarkan dari Jalur Gaza, bahkan saat dia melanjutkan rencananya mengambil alih wilayah kantung itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak ada yang akan mengeluarkan warga Palestina," kata Trump menanggapi pertanyaan wartawan saat menjamu pemimpin Irlandia Michael Martin di Ruang Oval Gedung Putih seperti dilansir Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan ini setelah Trump mengusulkan pada Februari untuk mengambil alih kepemilikan Gaza, mengusir warga Palestina dari tanah air mereka, serta menempatkan mereka di negara tetangga.
Rencana itu telah dikritik secara luas oleh negara-negara di seluruh dunia sebagai bentuk pembersihan etnis.
Pernyataan Trump juga muncul setelah menteri ekstremis sayap kanan Israel Bezalel Motrich pada Ahad mengatakan bahwa Tel Aviv akan membuka kantor 'Otoritas Emigrasi' baru di bawah Kementerian Pertahanan. Kantor ini akan mengatur warga Palestina yang dipindah paksa dari Gaza, menurut berbagai media.
Motrich mengatakan rencana tersebut mendapat dukungan dari pemerintahan Trump.
"Berbagai pejabat di pemerintahan berulang kali mengatakan kepada saya, 'Kami tidak akan membiarkan 2 juta Nazi tinggal di luar pagar,'" kata Motrich, mengacu pada warga Palestina yang tinggal di Gaza.
"Dulu, berbicara tentang orang-orang yang meninggalkan Gaza adalah hal yang tabu, tetapi sekarang orang-orang yang gila adalah yang paling realistis," ujar dia.
"Tidak hanya realistis, tetapi itu satu-satunya rencana yang realistis," tutur dia, menurut surat kabar Washington Post.
Pejabat tersebut, yang menyangkal keberadaan rakyat Palestina, mengatakan Tel Aviv sedang bekerja sama dengan pemerintah AS untuk menentukan negara mana yang akan menerima mereka yang mengungsi paksa dari Gaza.