Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Protes menjelang kongres

Sehari sebelum kongres rakyat nasional ke-7 Cina dibuka, sejumlah mahasiswa di univ. Beijing & sekolah tinggi pendidikan guru memprotes penjabat pm li peng. Mahasiswa & kaum intelektual berperan.

2 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONGRES Rakyat disambut protes. Jumat pekan lalu, sehari sebelum Kongres Rakyat Nasional ke-7 Cina dibuka, di Universitas Beijing dan Sekolah Tinggi Pendidikan Guru, sejumlah mahasiswa memprotes Penjabat PM Li Peng. Tapi penjaga keamanan langsung menurunkan dan merobek-robek poster-poster yang dibawa demonstran. Apa yang terjadi? Para mahasiswa dua kampus terkemuka itu bukannya memprotes Kongres. Sasaran protes adalah Li Peng, yang dalam Kongres akan dikukuhkan sebagai perdana menteri. Mereka menuduh Li, anak angkat Zhou Enlai yang mendapat pendidikan di Uni Soviet, itu penganut aliran konservatisme. Salah satu poster, kata seorang mahasiswa asing yang sempat membacanya, menuduh naiknya Li hanya lantaran ia anak angkat Mendiang Zhou. Singkat cerita, aksi itu merupakan suatu "mosi tidak percaya" terhadap Li, yang juga dianggap sebagai arsitek sistem pendidikan di RRC. Tampaknya, walau reformasi sedang dijalankan dengan galak, banyak hal yang masih dianggap tak cukup oleh golongan terpelajar. Salah satu keluhan mereka adalah masih dipaksakannya pendidikan politik di dalam kurikulum perguruan tinggi. Bahkan faktor kesadaran politik masih menentukan dalam penempatan kerja lulusan universitas. Selain itu, golongan mahasiswa ternyata masih merupakan kelompok penekan dan tenaga pendorong untuk terlaksananya asas demokrasi. Walaupun aksi-aksi mereka telah ditindas, terutama sejak terjadinya demonstrasi besar pada akhir 1986, mereka masih merupakan kekuatan yang mesti diperhatikan oleh pemerintah. Ada yang menduga, golongan reformis di dalam partai berada di belakang aksi menjelang KRN ini. Protes mahasiswa dianggap mencerminkan pergulatan reformis-konservatif di dalam partai. Dengan demikian, mahasiswa merupakan bagian dari kekuatan reformisme di Cina. Tapi, melihat sepak terjang golongan intelektual menuntut demokrasi, sangat sulit untuk mengatakan bahwa mereka menjadi alat kaum reformis. Yang dicita-citakan oleh kaum intelektual Cina jauh melewati yang diinginkan kaum reformis. Tampaknya, lebih masuk akal menyebutkan di Cina kaum intelektual merupakan "golongan alternatif". Dengan kata lain, merupakan kekuatan ketiga dalam kancah politik Cina pasca Mao. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus