BUKAN Muammar Qadhafi bila tak mengundang sensasi. Orang nomor 1 satu Libya ini Kamis pekan lalu diiringi ribuan orang, mengemudikan buldozer. Lalu, braak, buldozer itu merobohkan pintu gerbang sebuah penjara di Tripoli, ibu kota Libya. Dan sorak pun menggema. Puluhan orang berseragam tahanan berhamburan keluar, disambut sanak keluarga - yang datang bersama Qadhafi. Setelah itu, puluhan pembantu sang kolonel, di buldozer masing-masing, menderu meratakan bangunan penjara. Inilah pemenuhan janji pemimpin Al-Jamahiriah Al Arabiyah Al-Libiyah Al-Isytrakhiyah Al-Sya'biyah (Negara Massa Arab Libya Sosialis Kerakyatan), yang diucapkan sehari sebelumnya. Pada Rabu malam, di muka Kongres Rakyat Umum, lembaga perwakilan rakyat tertinggi di Libya, Qadhafi berikrar membebaskan 400 orang tahanan dari sebuah rutan di Tripoli. Konon, di antara para tahanan yang dibebaskan itu, juga termasuk mereka yang dituduh merencanakan membunuh Qadhafi. "Mengapa harus takut pada sejumlah kecil orang yang telah gagal melakukan pembunuhan?" katanya. Lalu adakah yang ditakuti sang kolonel, hingga mereka tak termasuk yang diampuni secara unik ini? Ada, yakni "mereka yang dituduh berkhianat menggabungkan diri dengan kekuatan asing, yang telah berupaya mencapai kepentingan sendiri". Selama ini pemerintahan Qadhafi dikenal kejam terhadap oposisi. Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah pembangkang Libya di luar negeri disikat oleh peluru para agen Qadhafi. Para oposan di dalam negeri pun, yang dituduh berkhianat, dihukum mati. Penjara bagi mereka pun dibuatkan khusus, dan tempatnya dirahasiakan. Selain membebaskan tahanan, Qadhafi juga mengumumkan perubahan penting: seluruh bangsa Arab dari berbagai negara diizinkan masuk dan bekerja di Libya tanpa pembatasan. Selama ini hanya bangsa Arab yang "bersahabat" saja yang boleh bermukim di sana. Esok, apa lagi yang akan diperbuat oleh kolonel yang oleh AS dituduh sebagai biang terorisme itu? F.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini