Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Racun di Teh Aktivis Antikorupsi Rusia

Insiden ini sama seperti tahun lalu ketika Navalny mengalami alergi.

21 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Politikus oposisi Rusia Alexei Navalny hadir memperingati 5 tahun terbunuhnya oposisi Boris Nemtsov, sekaligus ikut dalam aksi protes amandemen konstitusi, di Moskow, Rusia, 29 Februari lalu. REUTERS / Shamil Zhumatov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Racun di Teh Aktivis Antikorupsi Rusia

  • Racun di Teh Aktivis Antikorupsi Rusia

  • Racun di Teh Aktivis Antikorupsi Rusia

MOSKOW – Politikus oposisi Rusia, Alexei Anatolyevich Navalny, tidak sadarkan diri di rumah sakit di Omsk, Siberia, Rusia. Menurut Kira Yarmysh, juru bicaranya, Navalny dalam perawatan intensif dan menggunakan ventilator. “Kami berasumsi bahwa Alexei diracun dengan sesuatu yang dicampur ke dalam tehnya. Itu satu-satunya yang dia minum pada pagi hari," ujar Yarmysh dalam keterangannya lewat media sosial, kemarin. Menurut dia, dokter mengatakan racun diserap lebih cepat melalui cairan panas. “Alexei sekarang tidak sadarkan diri.”

Yarmysh tidak mengatakan siapa yang dia yakini mungkin telah meracuni Navalny. Polisi saat ini mulai menyelidiki kasus tersebut dengan datang ke rumah sakit tempat Navalny dirawat.

Navalny, 44 tahun, adalah kritikus keras terhadap Presiden Vladimir Putin. Dia seorang pengacara dan aktivis antikorupsi yang beberapa kali masuk penjara lantaran kerap mengorganisasi protes terhadap kebijakan Kremlin. Dia pernah diserang secara fisik di jalan oleh aktivis pro-pemerintah. Dia membantu penyelidikan atas apa yang dia katakan sebagai contoh korupsi pejabat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengecap Partai Rusia Bersatu bentukan Presiden Vladimir Putin sebagai "partai penjahat dan pencuri". Pada 2011, Navalny ditangkap dan dipenjara selama 15 hari, menyusul protes atas kecurangan suara oleh Partai Rusia Bersatu dalam pemilihan parlemen. Navalny juga pernah dipenjara pada Juli 2013 atas tuduhan penggelapan. Dia mengecam hukuman itu sebagai kasus politik. Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan bahwa penangkapan dan penahanan Rusia atas Navalny pada 2012 dan 2014 bermotif politik dan melanggar hak asasi manusia. Namun Moskow mempertanyakan sikap tersebut.

Yarmysh, yang juga juru bicara Anti-Corruption Foundation, lembaga yang didirikan Navalny pada 2011, mencuit lewat Twitter bahwa Navalny kembali ke Moskow dari Tomsk pada pagi hari. Selama penerbangan, Navalny merasa mual. ​​Pesawat langsung mendarat darurat di Omsk. Menurut Yarmysh, awalnya dokter siap untuk berbagi informasi, tapi tes toksikologi ditunda. Lewat cuitan pada pukul 14.58 waktu setempat, dia menyebutkan kondisi Navalny tidak berubah dan masih tidak sadarkan diri.

Pavel Lebedev, seorang penumpang yang satu pesawat dengan Navalny, mengunggah lewat media sosial tentang apa yang dia lihat. “Pada awal penerbangan, dia pergi ke toilet dan tidak kembali. Dia berteriak kesakitan,” ujarnya. Rekaman video yang diunggah di media sosial oleh penumpang lain menunjukkan Navalny yang tengah terbaring dibawa keluar dari pesawat oleh petugas medis dan dimasukkan ke ambulans.

S7—maskapai penerbangan pemilik pesawat yang ditumpangi Navalny—mengatakan Navalny mulai merasa sakit segera setelah lepas landas. Kapten memutuskan untuk mendarat darurat di bandara terdekat di Omsk dan membawa Navalny ke rumah sakit. "Dia belum makan atau minum apa pun di dalam pesawat," katanya.

Yarmysh mengatakan, dari informasi yang diperoleh, Navalny sempat minum secangkir teh di kafe bandara Tomsk sebelum naik pesawat. Kantor berita Interfax, mengutip ucapan pemilik kafe, menyebutkan pihak kafe sedang memeriksa kamera CCTV untuk mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi.

Anatoly Kalinichenko, dokter yang merupakan wakil kepala rumah sakit tempat Navalny dirawat, mengatakan kepada media bahwa belum pasti Navalny diracun. Namun "keracunan alami" merupakan salah satu diagnosis yang dipertimbangkan. Dia mengatakan Navalny dalam kondisi stabil dan serius, tapi tidak mengomentari soal ancaman terhadap hidup Navalny.

Tatyana Shakirova, juru bicara Kementerian Kesehatan regional di Omsk, hanya mengkonfirmasi bahwa Navalny telah dirawat di rumah sakit di Omsk dan dokter melakukan segala kemungkinan untuk menstabilkan kondisinya. "Dugaan keracunan adalah salah satu dari beberapa versi yang sedang dipertimbangkan. Sekarang tidak mungkin untuk mengatakan apa penyebabnya," ujar dia.

Yarmysh menyamakan insiden ini sama seperti tahun lalu ketika Navalny mengalami alergi akut. Saat itu, menurut seorang dokter, mungkin disebabkan oleh keracunan bahan kimia. “Jelas hal yang sama telah dilakukan padanya sekarang,” ujar dia.

REUTERS | BBC | SKYNEWS | GUARDIAN


Tak Hanya Alexei Navalny

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAHIR pada 1976 di luar ibu kota, Alexei Navalny merupakan seorang pengacara yang menjadi juru kampanye Yayasan Anti-Korupsi yang menyelidiki kekayaan dalam lingkaran kepresidenan Vladimir Putin. Navalny, seorang nasionalis yang juga oposisi demokratis Rusia, menggelar aksi protes dalam pemilihan presiden pada 2012, dan sejak itu dia menjadi "duri" bagi Kremlin. “Tidak diragukan lagi bahwa Navalny diracun karena posisi dan aktivitas politiknya,” ujar Vyacheslav Gimadi, Kepala Departemen Hukum Navalny's Fund Against Corruption, lembaga antikorupsi yang didirikan Navalny pada 2011.

Selain ancaman diracun, Navalny diserang oleh sekelompok orang pada 2017 sehingga mengalami kebutaan sebagian di satu matanya. Pada tahun lalu, dia mengalami alergi yang menurut dokter diduga akibat bahan kimia.

Tak hanya Navalny, sejumlah oposisi Rusia menjadi sasaran kekerasan. Dilansir dari Guardian, mantan wakil perdana menteri Boris Nemtsov ditembak empat kali dan tewas di tembok Kremlin pada 2015. Lima pria dari Chechnya dipenjara dalam serangan itu, meskipun keluarganya percaya bahwa mereka yang memerintahkan pembunuhan tidak pernah tertangkap.

Beberapa tokoh oposisi menjadi sasaran racun sejak Vladimir Putin berkuasa pada 2000. Alexander Litvinenko, mantan perwira FSB yang membelot ke Inggris, meninggal pada 2006 karena radiasi setelah menelan dosis mematikan polonium-210 yang ditaruh ke tehnya. Salah seorang pria yang dituduh meracuninya sekarang menjadi anggota parlemen.

Aktivis oposisi Petr Verzilov baru-baru ini mengungkapkan upaya peracunan terhadap dirinya di Moskow pada 2018. "Saya menghabiskan beberapa bulan di bangsal darurat di Moskow dan Berlin," dia menulis. "Selama beberapa hari, para dokter berjuang untuk hidup saya. Dalam dua tahun, tidak ada upaya untuk menyelidiki percobaan pembunuhan saya."

GUARDIAN | SKTYNEWS | REUTERS | SUKMA LOPPIES

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus