Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang mengunjungi Fukushima diperingatkan untuk tidak berswafoto atau selfie karena tingginya tingkat radiasi setelah tsunami menerjang pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi pada Maret 2011.
Dalam upaya untuk membangun kembali industri pariwisata, perusahaan perjalanan menawarkan perjalanan ke kota-kota di prefektur Jepang yang paling terpengaruh oleh kerusakan gempa berkekuatan 9.1 SR, yang memicu tsunami dan kebocoran reaktor nuklir.
Baca: India Siap Menambang Bahan Baku Nuklir di Bulan
Namun dilaporkan Newsweek, 4 Juli 2018, ada 26 tanda peringatan yang menyatakan "Dilarang Masuk!" dipasang di sepanjang Jalan Nasional 114. Pengendara dapat menggunakan jalan yang dibuka kembali pada September lalu, tetapi sejumlah wisatawan yang tidak menyadari bahaya radiasi keluar dari mobil mereka untuk mengambil foto selfie. Sementara akses dilarang untuk pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor. Polisi setempat telah meminta pemerintah pusat untuk menangani para pelanggar.
"Ketika polisi menanyai orang asing yang mengambil foto di zona berbahaya, mereka mengatakan mereka tidak tahu bahwa memasuki daerah itu dilarang," kata seorang pejabat polisi.
Sebuah counter Geiger, pengukur tingkat radiasi terlihat di daerah yang mengalami kerusakan oleh tsunami pada 11 Maret 2011 di dekat Tokyo Fukushima Daiichi Electric Power Co. (TEPCO) kota Namie, Fukushima, Jepang, 1 Maret 2017. REUTERS/Toru Hanai
Wilayah barat laut dari PLTN Fukushima memiliki tingkat radiasi tertinggi karena mereka berada di bawah radioaktif ketika empat reaktor nuklir hancur. 200.000 orang lebih dalam radius 20 kilometer harus dievakuasi. Daerah di sekitar pembangkit listrik masih belum sepenuhnya kembali normal, dengan tanda-tanda pendeteksi radiasi di jalan raya menuju Tomioka menunjukkan tingkat radiasi 100 kali lipat di ambang batas normal.
Namun bulan ini, sebuah kompleks perbelanjaan di kota Naraha yang berdekatan dengan PLTN kembali dibuka, menunjukkan bahwa semuanya kembali normal. Pada September 2015, pemerintah mengizinkan warga untuk kembali.
Baca: Korea Utara Perkaya Nuklir? Pengamat Hoppi Yoon Bilang Ini
Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa limbah radioaktif telah mengalir ke Teluk Tokyo selama lima tahun setelah bencana. Ada juga penundaan relokasi sisa bahan bakar nuklir dari reaktor nomor tiga.
World Association Of Nuclear Operator (WANO) mengatakan bahwa pelajaran dari bencana ini menyebabkan perbaikan lebih dari 460 pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia.
Sebuah mini market yang ditinggalkan akibat pembangkit listrik Fukushima meledak pada 2011. facebook
Sementara itu, dilansir dari Kyodonews, pengawas nuklir Jepang pada Rabu 4 Juli memberi izin untuk memulai kembali restorasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Timur Laut Tokyo yang dihantam terdampak tsunami.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Tokai No. 2, adalah pembangkit nuklir pertama yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami Maret 2011 dan telah ditinjau oleh Otoritas Nuklir sebelum dioperasikan kembali. Pembangkit yang terletak di desa Tokai di Prefektur Ibaraki, mengalami pemadaman darurat reaktor secara otomatis dan terputus dari sumber daya eksternal setelah gempa.
Baca: Universitas Negeri di Jepang Akan Terima Mahasiswi Transgender
Setelah terkena tsunami setinggi 5,4 meter, salah satu dari tiga pembangkit listrik daruratnya lumpuh. Tapi dua lainnya tetap utuh dan membiarkan reaktor mendingin selama tiga setengah hari setelah bencana.
Aturan keamanan yang lebih ketat yang diperkenalkan pada masa pasca-Fukushima pada dasarnya melarang pengoperasian reaktor nuklir yang berusia 40 tahun. Tetapi usia unit reaktor bisa diperpanjang hingg 20 tahun jika operator membuat peningkatan keselamatan dan lulus peninjauan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini