Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ratusan Ribu Orang Menuntut Presiden Aljazair Mundur

Aksi turun ke jalan menuntut Bouteflika mundur dari jabatan Presiden Aljazair sudah sebulan dilakukan.

23 Maret 2019 | 12.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Para pengunjuk rasa berdemonstrasi di jalan-jalan Aljir, Aljazair, untuk memprotes pencalonan pilpres Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk masa jabatan kelima, Jumat, 1 Maret 2019.[Washington Post]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan ribu masyarakat Aljazair turun ke jalan pada Jumat, 22 Maret 2019 waktu setempat, menuntut agar Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika, melepaskan jabatan. Kendati dilakukan oleh ratusan ribu orang, aksi jalan ini berlangsung damai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari reuters.com, 23 Sabtu 2019, aparat kepolisian hanya menggunakan gas air mata untuk mengamankan kasus tertentu seperti menghentikan massa agar tidak mendekati istana kepresidenan. Aksi jalan ini tidak berhenti kendati hujan turun dengan lebat dan cuaca dingin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para demonstran berjalan sambil membawa bendera nasional Aljazair menuju jantung kota. Aksi turun ke jalan pada Jumat ini menggenapkan sebulan aksi protes menuntut mundur Presiden Bouteflika.

"Kami tinggal di sini hingga seluruh sistem berjalan dengan baik," kata Mahmoud Timar, 37 tahun, guru, yang ikut melakukan aksi turun ke jalan bersama ratusan ribu orang lainnya.

Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika saat upacara pelantikan di Aljir 28 April 2014.[REUTERS/Ramzi Boudina]

Presiden Bouteflika, 82 tahun, sudah jarang muncul ke publik sejak dia terserang stroke lima tahun silam. Namun pada akhir pekan lalu, Bouteflika tampil ke hadapan publik dan memberikan salam dengan cara membungkukkan badan di depan para demonstran. Dia mengatakan tidak akan lagi mencalonkan diri sebagai presiden untuk kelima kalinya.

Bouteflika, 82 tahun, menjadi orang nomor satu di Aljazair sejak 1999. Dalam pernyataannya, dia siap berhenti sebagai kepala negara, namun akan tetap tinggal di istana kepresidenan sampai konstitusi baru diadopsi. Sikap Bouteflika ini semakin membuat masyarakat Aljazair marah, dan banyak sekutu Bouteflika berbalik menentangnya.

"Kami hampir dekat menuju kemenangan. Sistem sudah terbelah," kata Rachid Zemmir, 55 tahun, pemilik restoran.

Aksi turun ke jalan terjadi di kota-kota lain di aljazair seperti Serif, El Oued dan Skikda. Bouteflika memiliki rekam jejak mengatasi siapa pun yang dianggap sebagai ancaman. dia menjadi Presiden terpilih pertama Aljazair pada 1999, setelah merebut kekuasaan dari pembentukan rahasia militer atau yang dikenal dengan sebutan "le pouvoir"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus