Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Reporters Without Border mendesak Arab Saudi membebaskan 30 jurnalis yang ditahan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok advokasi perlindungan jurnalis Reporters Without Border, bertemu dengan pejabat tinggi Arab Saudi tahun ini, termasuk menteri luar negeri dan menteri kehakiman, di tengah kemerahan dunia atas pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reporters Without Border meminta pemerintah Arab Saudi untuk membebaskan 30 jurnalis yang dipenjara pemerintah. Peringkat buruk Kerajaan Saudi dalam indeks kebebasan pers tahunan organisasi juga menjadi fokus pembicaraan, menurut Christophe Deloire, sekretaris jenderal Reporters Without Border, yang menjadi salah satu delegasi menurut laporan New York Times, 10 Juli 2019.
Arab Saudi berada di peringkat 172 dari 180 negara dalam daftar tahunan Reporters Without Border untuk indeks kebebasan pers 2019.
Baca juga: 2 Wartawan Hilang Diduga Ditahan Arab Saudi
"Mereka meluangkan waktu untuk mendengar apa yang kami katakan, dan menjelaskan mengapa negara ini berada dalam indeks kebebasan pers," kata Deloire. "Ini pertama kalinya peringkat mereka sangat buruk, dan tentu saja mereka tidak puas dengan itu."
Tapi sedikit tindakan telah diambil, meski ada kemungkinan pengampunan bagi para jurnalis yang ditahan selama Ramadan telah dibahas tetapi tidak ditindaklanjuti, sehingga informasi tentang kunjungan tersebut dirilis minggu ini untuk menambah tekanan lebih lanjut pada Arab Saudi, ungkap Reporters Without Border.
Reporters Without Border adalah satu di antara banyak organisasi internasional yang menuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis yang tinggal di Amerika Serikat dan menulis kolom untuk The Washington Post.