Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengkofirmasi rencana kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Rusia dan Ukraina pada akhir bulan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, misi lawatan Jokowi ke dua negara Eropa timur yang sedang berselisih ini adalah untuk terus mendorong spirit perdamaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai presidensi G20 dan anggota Champion Group from Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Jokowi memilih untuk berkontribusi dalam masalah geopolitik ini.
Retno mengatakan, kunjungan presiden menunjukan kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Presiden juga akan mencoba memberikan kontribusi menangani isu pangan.
"(Masalah itu) diakibatkan karena perang, dampak dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan penghasilan rendah. Dan (presiden akan) terus mendorong spirit perdamaian," kata Retno dalam jumpa pers virtual Kementerian Luar Negeri Rabu, Rabu, 22 Juni 2022.
Sebelumnya, sumber dari kantor kepresidenan Rusia membocorkan kunjungan Jokowi ke Moskow pada 30 Juni 2022. Sumber di Kremlin menyebut lawatan Jokowi ini bakal sangat penting.
Selain bertemu Putin, Retno mengatakan bahwa Jokowi juga akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Namun, Retno tidak menyebutkan kapan tepatnya Jokowi akan bertemu Zelensky.
Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari 2022. Memasuki bulan keempat, peperangan antara kedua negara masih berlangsung. Saat ini, pertempuran berpusat di timur Ukraina.
Puluhan ribu warga sipil dan militer jatuh dalam perang. Jutaan warga Ukraina mengungsi keluar dari negaranya. Konflik ini juga berdampak pada meningkatnya ancaman krisis pangan dan energi global.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, negara-negara Afrika dinilai sangat terpengaruh oleh krisis yang berkembang. Harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk, setelah Ukraina diserang, makin melonjak.
Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Rusia juga merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.
Moskow menolak tuduhan yang menyebut pihaknya sengaja memblokir ekspor gandum dari Ukraina. Moskow sebaliknya menuding kenaikan harga pangan dan bahan bakar global disebabkan sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia setelah operasi militer.
Dampak energi hampir terjadi di seluruh penjuru dunia dengan naiknya harga pasokan. Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Moskow, terpaksa harus mencari mitra lain karena sanksi yang telah diterapkannya.
Baca juga:
DANIEL AHMAD