Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Rabu, 3 Juli 2024, mendatangi Sanggar Bimbingan (SB) di Semenanjung Malaysia disela kunjungan kerjanya ke Kuala Lumpur. Dalam kesempatan itu, Retno bertemu 150 anak-anak Pekerja Migran Indonesia yang sekolah di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sanggar Bimbingan ini, didirikan untuk memberikan pendidikan dasar bagi anak pekerja migran Indonesia, dan juga untuk mempersiapkan anak-anak pulang ke Indonesia untuk melanjutkan sekolah di Indonesia. Terdapat sedikitnya 57 Sanggar Bimbingan yang tersebar di Semenanjung Malaysia yang diperuntukkan untuk anak-anak pekerja migran Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pendidikan adalah salah satu isu penting yang menjadi bahasan kerja sama dengan Malaysia, khususnya akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia. Ini akan terus kami perjuangkan, dan menjadi isu prioritas dalam isu perlindungan dan diplomasi Indonesia. Dalam pertemuan dengan anak-anak, saya sampaikan bahwa negara, kita akan terus berusaha hadir, memberikan bantuan dan perlindungan bagi mereka," kata Retno.
Indonesia terus mengupayakan pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia. Indonesia mengirimkan guru-guru ke Malaysia untuk mendatangi anak-anak pekerja migran Indonesia ke lokasi perusahaan-perusahaan sawit untuk memberikan pendidikan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menyediakan guru bina untuk memenuhi tenaga pengajar di Sanggar-sanggar bimbingan. Selain itu, ada guru pamong sebagai guru bantu yang direkrut oleh perusahaan perkebunan sawit.
Pekerja migran Indonesia telah dianggap sebagai pahlawan devisa negara. Keberadaan pekerja migran Indonesia dalam pembangunan ekonomi negara menjadi sangat siginifikan.
Mengutip data dari Bank Indonesia, jumlah pekerja migran Indonesia di Malaysia menjadi yang terbanyak dengan 1.628.000 orang atau setara 50,03% dari total keseluruhan pekerja migran Indonesia. Setelah Malaysia, disusul dengan Arab Saudi di posisi kedua dengan 833 ribu orang. Kemudian ada Taiwan (290.000), Hong kong (281.000), serta Singapura di posisi kelima dengan 91 ribu pekerja migran Indonesia.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini