Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

28 Maret 2024 | 11.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia mengaku tidak percaya bahwa ISIS-K merupakan pelaku penembakan di Moskow yang terjadi pekan lalu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Rabu, 27 Maret 2024 bahwa “sangat sulit dipercaya” ISIS-K memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan tersebut, yang menewaskan setidaknya 143 orang.
 
ISIS-K merupakan singkatan dari Negara Islam Khorasan, nama yang diambil dari istilah lama untuk wilayah yang mencakup sebagian Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan.
 
Meski ISIS-K telah mengklaim tanggung jawab, Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Ukraina terlibat dalam penembakan. Dalam pidatonya pada akhir pekan lalu, ia berkata bahwa para pelaku mencoba bergerak menuju Ukraina, di mana telah dipersiapkan “celah” agar mereka dapat melintasi perbatasan.
 
Zakharova mengulangi pernyataan tersebut, yang belum memiliki bukti, bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus. Serangan tersebut merupakan insiden paling mematikan yang pernah dialami Rusia dalam 20 tahun ke belakang.
 
Kementerian Darurat Rusia menerbitkan daftar nama yang menunjukkan 143 orang tewas dalam penembakan massal Jumat lalu. Penghitungan resmi sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 139 orang.
 
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pembantaian tersebut dilakukan oleh cabang jaringan Negara Islam di Afghanistan, ISIS-K. Ukraina pun telah berulang kali membantah keterlibatannya dalam serangan itu.
 
Namun Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera melemparkan tanggung jawab pada ISIS sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah-pemerintah Barat yang mendukung Kyiv.
 
“Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu, jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris, media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” katanya.
 
Putin sebelumnya mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok militan Islam, namun menambahkan bahwa serangan itu menguntungkan Ukraina, maka Kyiv mungkin punya peran dalam hal ini.
 
Berhubungan dengan klaim tersebut, pemimpin Belarus Alexander Lukashenko mengatakan pada Selasa bahwa orang-orang bersenjata itu awalnya berusaha menyeberang ke negaranya, sebelum berbalik dan menuju Ukraina setelah mereka menyadari bahwa penyeberangan ke Belarus telah ditutup.
 
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya yakin Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam serangan Moskow.
 
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menanggapi tudingan tersebut di platform media sosial X. Ia menulis, “Klaim Rusia mengenai Barat dan Ukraina dalam serangan Balai Kota Crocus adalah omong kosong belaka.”
 
Kepala Direktorat Intelijen Utama Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan pada konferensi keamanan di Kyiv bahwa dia yakin pihak berwenang Rusia sebenarnya telah mengetahui persiapan serangan besar setidaknya sejak pertengahan Februari.
 
Mengutip media Ukraina, Budanov mengatakan pihak berwenang memilih untuk tidak mengatakan apa-apa tentang itu karena mereka meremehkan skala serangan tersebut, atau agar dapat menyalahkan Ukraina dan mengambil tindakan lanjutan memecat para pejabat.
 
Setelah penembakan itu, seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan Washington telah memperingatkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir tentang kemungkinan terjadinya serangan.
 
REUTERS

Pilihan editor: Alasan Amerika Serikat Abstain yang Berujung Jatuhnya Resolusi DK PBB di Jalur Gaza

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus