Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menambah hukuman seorang pria yang sedang dipenjara karena membakar Al Quran. Ia dituduh mengkhianati negara dan dijatuhi hukuman tambahan 14 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, pengadilan daerah di Volgograd di Rusia barat daya menyatakan telah menghukum Nikita Zhuravel, 20 tahun, atas pengkhianatan tingkat tinggi. Ia dituduh berkorespondensi secara daring dengan seorang anggota Dinas Keamanan Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus Zhuravel menarik perhatian tahun lalu ketika pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menerbitkan video yang menunjukkan putranya Adam, saat itu berusia 15 tahun, memukul dan menendangnya saat dia berada di penjara di Chechnya. Zhuravel dituduh membakar Al Quran di Volgograd, kampung halamannya.
Kantor Kejaksaan Agung Rusia mengatakan bulan lalu bahwa Zhuravel juga dituduh mengirim rekaman kereta barang yang membawa pesawat tempur. Ia disebut mengirimkan informasi tentang pergerakan mobil yang terkait dengan pangkalan militer Rusia kepada perwakilan intelijen Ukraina.
Zhuravel mengaku bersalah atas kejahatan tersebut, kata pengadilan dalam sebuah pernyataan di Telegram pada hari Senin. Zhuravel juga menentang perang di Ukraina. Pengadilan menerbitkan video yang memperlihatkan penjaga bersenjata menggiring Zhuravel, dengan rambut cepak dan janggut pendek, menuruni tangga gedung pengadilan dengan tangan diborgol.
Pengacaranya belum bisa dikonfirmasi. Statistik resmi menunjukkan bahwa kasus pengkhianatan yang dilakukan secara tertutup hampir tidak pernah berhasil dibebaskan.
Jumlah kasus semacam itu meningkat tajam di Rusia sejak dimulainya perang di Ukraina, saat badan intelijen melakukan tindakan keras terhadap tersangka mata-mata dan agen asing.
Yevgeny Smirnov, anggota asosiasi pengacara Rusia bernama Pervy Otdel (Departemen Pertama) yang di masa lalu membantu membela orang-orang yang dituduh melakukan pengkhianatan, mengatakan Dinas Keamanan Federal Rusia, FSB, terkadang mencoba menjebak orang. Dia mengatakan FSB menghubungi orang-orang yang diketahui menentang perang melalui internet dan mendorong mereka untuk melakukan kejahatan, seperti membakar gedung-gedung militer atau mengirim informasi sensitif terkait militer Rusia.
Zhuravel menjalani hukuman tiga setengah tahun penjara setelah dinyatakan bersalah pada bulan Februari berdasarkan hukum Rusia yang melarang pelanggaran terhadap penganut agama. Penyidik mengatakan bahwa ia telah mengakui telah membakar Al Quran di depan umum dalam aksi yang dibiayai oleh intelijen Ukraina.
Pilihan editor: Kapal Turis Tenggelam di Laut Merah, 17 Orang Masih Hilang