Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Saatnya Berpaling ke Timur

Barack Obama terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri berfokus pada kawasan Asia-Pasifik.

12 November 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Monica Octavianus, 40 tahun, tak henti-hentinya mengangkat gagang telepon di Kantor Pusat Partai Demokrat di wilayah Orange County, California. Senin malam pekan lalu, ia menelepon puluhan pendukung Demokrat agar datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih Barack Obama pada keesokan harinya.

Monica, yang mendapat giliran kerja malam, kembali menelepon puluhan orang pada Selasa petang. Ia ingin memastikan mereka tak lupa memilih Obama karena tempat pemungutan suara akan tutup pada pukul 19.30 waktu setempat.

Bagi perempuan asal Indonesia yang sudah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat ini, Obama memiliki pandangan yang progresif. ”Lihat saja, dalam masa jabatannya, Obama telah mengeluarkan reformasi kesehatan 'Obama Care’,” ujarnya kepada kontributor Tempo di Los Angeles, Amerika, Lolo Kartikasari Santosa.

Sejak sebelum debat pertama calon presiden digelar pada 10 Oktober lalu, manajer di Richland Investment—perusahaan yang bergerak di bidang real estate, properti, dan pengembang—itu telah menjadi sukarelawan Partai Demokrat. Tugasnya: menelepon para pendukung partai agar tak berpindah partai.

Di California, pemilih sempat antre panjang begitu tempat pemungutan suara dibuka pukul 07.00. Antrean mulai berkurang menjelang pukul 10.00. Di wilayah China Town, Los Angeles, dua dari lima sukarelawan merangkap menjadi penerjemah bahasa Mandarin.

Bagi Monica, Barack Obama telah berbuat banyak. Obama memastikan perempuan mendapatkan upah sama dengan pria, menyelamatkan industri otomotif dari kebangkrutan, memberikan bantuan dana pendidikan, menyokong teknologi ramah lingkungan, dan mengakhiri perang di Irak. ”Masih banyak yang harus dilakukan. Karena itu, saya mendukung Presiden Obama untuk memimpin negara ini dalam empat tahun ke depan,” katanya.

Obama terpilih kembali menjadi presiden setelah menang atas kandidat Partai Republik, Mitt Romney. Hingga Kamis pekan lalu, dari 538 electoral vote, Obama sudah mengantongi 303, sedangkan Romney 206. Syarat menang adalah 270 electoral vote.

Tak semua pemilih Obama pada pemilihan 2008 kembali mencoblos inkumben tahun ini. Jack Hanna, 53 tahun, yang kecewa kepada Obama karena dinilai tak memenuhi janji-janji kampanyenya pada 2008, misalnya. ”Saya memilih Romney karena ia adalah jalan keluar terbaik dalam kondisi ekonomi saat ini,” ujar Hanna, yang selama 30 tahun mendukung Partai Republik sebelum berpaling kepada Obama empat tahun silam.

Pendapat senada diungkapkan Jason Feffer, 41 tahun. Pendiri Sodahead.com—media sosial tentang pendapat masyarakat umum—ini mendukung Romney karena ia berfokus pada bisnis dan perbaikan ekonomi. ”Obama menambah utang negara US$ 6 triliun dalam masa jabatannya,” katanya.

Terlepas dari beragam kekecewaan terhadap Obama di dalam negeri, kemenangan sang inkumben lebih disambut di luar Amerika, termasuk di Cina, negara yang mendapat perhatian besar pemerintah Obama. Di Shanghai, warga Cina berbaur dengan warga Amerika di sebuah gedung. Dengan khidmat, mereka menyaksikan siaran langsung hasil pemilihan di televisi layar datar.

Seperti dikutip USA Today, sebagian orang memegang bendera Amerika berukuran kecil. Sebagian lagi menggenggam seikat balon berwarna biru dan merah—warna Partai Demokrat dan Republik. Di sudut ruangan, berdiri patung kertas kedua kandidat yang sedang tersenyum. Sorak-sorai mereka memecah keheningan ketika Obama dinyatakan menang.

Dalam pesan ucapan selamat kepada Obama, seperti dilansir Xinhua, Presiden Cina Hu Jintao mengatakan hubungan Cina-Amerika maju dalam empat tahun terakhir. ”Cina akan melihat ke masa depan dan terus berupaya memajukan kemitraan Cina-Amerika,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei.

Memang yang menjadi tantangan utama Obama empat tahun ke depan adalah mematangkan sejumlah kebijakan, seperti penempatan militer di kawasan Asia-Pasifik dan merumuskan kebijakan perdagangan dengan Cina. Sejumlah pakar Cina di Amerika sejauh ini sepakat dengan pendekatan Obama terhadap Cina, khususnya kerja sama di bidang perdagangan, pertahanan, kebudayaan, pendidikan, dan pariwisata.

Menurut Jonathan Pollack, pakar keamanan Asia-Pasifik di Brookings Institution, tantangan Obama adalah membentuk tim kebijakan luar negeri. Sebab, Menteri Luar Hillary Clinton serta Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Kurt Campbell mungkin tak mau dipilih lagi.

Cina merupakan partner dagang terbesar Amerika, begitu pula sebaliknya. Tahun lalu Cina mengimpor barang dan jasa dari Amerika senilai US$ 100 miliar atau setara dengan Rp 960 triliun. Ini menjadikan Cina sebagai pasar ekspor terbesar Amerika. Cina juga menjadi ladang investasi bagi perusahaan-perusahaan Amerika. Sebaliknya, Amerika menjadi tujuan investasi populer bagi perusahaan-perusahaan Cina.

Michele Flournoy, penasihat senior kebijakan luar negeri kampanye Obama, memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan terhadap Cina dalam empat tahun ke depan. ”Presiden Obama akan melanjutkan hubungan ini, yang sangat penting bagi kedua negara secara ekonomi dan stabilitas kawasan,” kata mantan wakil Menteri Pertahanan itu kepada China Daily.

Periset pada Kantor Teknologi Informasi Amerika di Beijing, Bai Fengjun, optimistis hubungan kedua negara akan berjalan mulus. ”Lebih mudah bagi Cina berurusan dengan pemerintah sekarang. Kebijakan-kebijakan Demokrat terhadap Cina juga lebih baik,” kata Bai.

Pemerintah Obama telah mencanangkan Asia sebagai poros kekuatan dunia. Itu berarti Amerika akan menempatkan lebih banyak kekuatan angkatan laut dan angkatan udaranya di wilayah ini. Amerika telah mengaktifkan pangkalan udara Clark dan pelabuhan Subic di Manila pada 2011, yang telah ditutup pada 1992. Amerika juga akan menempatkan 2.500 tentaranya di Darwin, Australia.

Menurut Hugh White, profesor kajian strategis di Australian National University, bagi Cina ini merupakan ancaman. ”Cina menginginkan Amerika sebagai pengimbang, bukan sebagai kekuatan utama,” ujar White.

Setelah Timur Tengah tak seksi lagi, pascapenarikan pasukan Amerika dari Afganistan dan Irak hingga akhir 2014, Amerika melirik kawasan Asia. Hillary Clinton menyatakan masa depan politik dunia akan ditentukan di sini. Dan Amerika memutuskan hadir berkiprah di kawasan ini.

Hillary mengatakan, dalam satu dekade mendatang, Amerika akan mengembangkan investasi di bidang diplomatik, ekonomi, dan strategi di Asia-Pasifik, yang mencakup hampir separuh penduduk dunia. ”Asia merupakan rumah bagi sekutu penting Amerika, seperti Cina, India, dan Indonesia. Asia-Pasifik telah menjadi penggerak kunci politik global,” tulis Hillary di Foreign Policy.

Mengapa kawasan Asia begitu penting bagi Amerika? ”Pertumbuhan ekonomi dunia terjadi di Asia,” ujar senator dari Partai Republik, Richard Green Lugar, kepada Tempo di Jakarta, Rabu dua pekan lalu.

Setengah dari nilai perdagangan dunia ada di kawasan ini. Perdagangan menjadi kata kunci bagi pemerintah Obama untuk meningkatkan kemakmuran Amerika. Apalagi negara-negara seperti Timor Leste, Papua Nugini, dan Myanmar serta kawa­san Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur menyimpan cadangan energi yang besar. 

Amerika juga merasa perlu hadir di kawasan Asia untuk mengimbangi kekuatan Cina. Apalagi Cina sedang berkonflik dengan beberapa negara—sebagian sekutu Amerika, seperti Filipina dan Jepang—yang mengklaim sebagian wilayah Laut Cina Selatan. Amerika juga merasa perlu hadir mengawasi sejumlah negara yang dituding mengembangkan senjata nuklir, seperti Korea Utara dan Iran.

Sapto Yunus (AP, Foreign Policy, Wall Street Journal)


Mengapa Asia-Pasifik Penting bagi Amerika

Alasan Ekonomi

Perekonomian Asia terus tumbuh ketika negara-negara Eropa ambruk. Nilai perdagangan Amerika Serikat ke Asia hampir setiap tahun meningkat. Beberapa negara, seperti Timor Leste, Papua Nugini, dan Myanmar, serta perairan Laut Cina Selatan menyimpan mineral yang melimpah.

Cina

  • Pertumbuhan ekonomi hingga Agustus 2012 sebesar 9,2 persen.
  • Nilai perdagangan Cina-Amerika pada 2011 mencapai US$ 503,2 miliar.
  • Investasi asing ke Cina meningkat dari US$ 46,9 miliar pada 2001 menjadi US$ 116 miliar pada 2011.

    India

  • Pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6 persen.
  • Perdagangan India-Amerika pada 2011 sebesar US$ 86 miliar.
  • Investasi Amerika di India pada 2010 mencapai US$ 27,1 miliar, meningkat 29,5 persen dibandingkan dengan investasi pada 2009.

    Indonesia

  • Perdagangan Indonesia-Amerika pada 2009 sebesar US$ 17,9 miliar.
  • Perdagangan 2011 menjadi US$ 27,2 miliar.

    Jepang

  • Pertumbuhan ekonomi 2012 mencapai 4,1 persen.
  • Perdagangan Jepang-Amerika pada 2012 mencapai US$ 145,5 miliar.
  • Investasi Amerika ke Jepang meningkat dari US$ 55,6 miliar pada 2001 menjadi US$ 116,5 miliar pada 2011.

    Papua Nugini

  • Simpanan tambang nikel dan tembaga 143 juta ton. Tambang emas 48,85 juta ton.

    Timor Leste

  • Greater Sunrise memiliki cadangan minyak 240 juta barel dan gas 5,4 triliun kaki kubik.

    Laut Cina Selatan

  • Perairan ini diduga memiliki simpanan minyak 213 miliar barel.

    Alasan Politik

    Amerika Serikat memiliki kepentingan dengan instalasi nuklir Iran dan Korea Utara. Konflik di Laut Cina Selatan menjadi alasan Amerika untuk melindungi sekutunya.

    Kekuatan Amerika di Asia-Pasifik

    Jepang

  • Amerika menempatkan 51 ribu tentara di tempat seluas 3,1 juta meter persegi di Okinawa. Pemerintah Barack Obama harus merogoh kocek hingga US$ 4 miliar pada 2012 dibanding tahun sebelumnya sebesar US$ 2,6 miliar.

    Filipina

  • Amerika mengaktifkan pangkalan udara Clark dan pelabuhan Subic di Manila pada 2011, yang telah ditutup pada 1992. Presiden Obama mengucurkan dana US$ 30 juta, tiga kali lipat dari anggaran sebelumnya sebesar US$ 11,9 juta. Amerika akan memindahkan 9.000 marinir dari Okinawa ke Filipina.

    Singapura

  • Militer Amerika telah menempati markas di Changi sejak 1992. Amerika menempatkan sekitar 100 perwira dan 50 pegawai administratif Angkatan Laut di sana. Markas di Changi menjadi persinggahan kapal induk Amerika.

    Australia

  • Akhir tahun lalu, Obama menyatakan akan menempatkan 2.500 tentara di Darwin. Pasukan itu merupakan pindahan dari Irak.

    Korea Selatan

  • Amerika menempatkan 30 ribu tentara. Eko Ari Wibowo (Pelbagai Sumber)
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus