Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meski bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa telah usai, warga Palestina belum bisa melupakan apa yang terjadi di sana beberapa jam lalu. Tegangnya situasi di Masjid Al-Aqsa masih segar di ingatan karena mereka tidak hanya berupaya melawan serangan aparat Israel, tetapi juga bertahan hidup.
Ibrahim, 17 tahun, adalah salah satu warga Palestina yang berada di Masjid Al-Aqsa ketika aparat Israel melancarkan serangannya. Ia berkata, serangan terjadi pada pukul 08.00 pagi, waktu di mana kebanyakan warga Palestina menunaikan ibadah di Masjid Al-Aqsa
Di tengah ibadah, kata ia, tabung gas air mata tiba-tiba meluncur masuk ke dalam masjid. Benda itu meledak, mengagetkan para jemaat, sekaligus membakar karpet di dalam bangunan. Mereka yang panik langsung berhamburan keluar. Namun, di depan kompleks masjid, telah berdiri kurang lebih 1000 aparat Israel "menyambut" mereka.
"Salah seorang polisi melempar tabung gas air mata ke dalam masjid...Saya nyaris tidak bisa kabur. Saya kemudian mencoba bertahan di klinik masjid saat aparat Israel mulai masuk ke kompleks Al-Aqsa," ujar Ibrahim, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Senin, 10 Mei 2021.
Seorang juru kamera dibantu oleh warga saat terjatuh, saat terjadi bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel di kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Ibrahim tidak sendirian di klinik Masjid Al-Aqsa. Banyak warga Palestina juga lari ke lokasi yang sama. Di sana, kata Ibrahim, banyak warga terkapar, luka-luka, dan kesulitan bernafas karena ledakan gas air mata.
"Banyak dari mereka menderita luka-luka. Polisi kemudian mengusir kami lewat Bab al-Asbat (Gerbang Singa)," ujar Ibrahim.
Ketika bentrokan terjadi, ada juga yang bertahan di dalam bangunan Masjid Al-Aqsa. Salah satunya adalah Mustafa Barghouti, Ketua dari Partai Inisiatif Nasional Palestina. Ia, bersama beberapa warga Palestina lainnya, bertahan di dalam masjid karena kondisi di luar bangunan pun tak kondusif. Dari sana, ia bisa melihat warga, bahkan pekerja medis, dipukuli aparat tanpa alasan yang jelas.
"Ini adalah salah satu peristiwa paling mengejutkan yang pernah saya lihat. Mereka (aparat Israel) bahkan menyerang tim medis tanpa alasan apapun," ujar Barghouti.
Seorang anggota polisi Israel berlari di belakang seorang juru kamera selama bentrokan dengan warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, 10 Mei 2021. Bentrokan kembali pecah antara pasukan Israel dan warga Palestina di luar Masjid Al-Aqsa pada hari ini Senin, 10 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Barghouti baru bisa keluar dari masjid ketika situasi mereda. Serangan aparat Israel berakhir dengan 305 warga Palestina mengalami luka-luka. Sebanyak 228 di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara itu, dari sisi aparat Israel, 21 dari mereka yang cedera. Tidak ada korban jiwa.
Warga Palestina tidak langsung meninggalkan kompleks Masjid Al-Aqsa ketika aparat Israel bubar. Mereka yang dalam kondisi baik memberikan pertolongan terhadap warga-warga yang terluka. Ada juga yang membantu pengurus Masjid Al-Aqsa untuk merapihkan sisa bentrokan antara warga Palestina dan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan yang terjadi adalah perkembangan dari insiden serupa pada Jumat pekan lalu. Rencana Israel menggusur warga di permukiman Sheikh Jarrah, yang sejatinya bagian dari Palestina, telah mendorong penduduk di sana untuk melawan. Namun, Israel bergeming, menegaskan bahwa pembangunan di Yerusalem Timur, termasuk Sheikh Jarrah, tak akan terpengaruh aksi warga.
Baca juga: Jokowi Kecam Keras Pengusiran Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa
ISTMAM MP | AL JAZEERA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini