PERANG pernyataan antar dua negara besar, Amerika - Uni Soviet,
sebagian besar disebabkan oleh kemacetan dalam SALT. Itu
perundingan tentang pembatasan senjata-senjata strategis.
Sementara itu, keterlibatan Uni Soviet dan Kuba di beberapa
bagian Afrika telah menambah ketegangan di "alam peredaan
keregangan" ini. Dan akhir-akhir ini konflik itu telah merambat
ke masalah yang paling rahasia, yakni soal-soal di bidang
spionase.
Kapal Selam
Proses ini bermula lebih dari sebulan yang silam ketika para
petugas sekuriti kedubes Amerika di Moskow menemukan serangkaian
alat pendengar di dalam gedung. Ini diiringi dengan
diketemukannya sebuah gua yang menghubungkan gedung kedubes
dengan sebuah bangunan yang tak jauh dari sana. Ketika gua itu
ditelurusi, para petugas keamanan itu menemukan seorang Rusia
yang sedang asyik mendengarkan percakapan dalam gedung kedutaan.
Ketika didatangi, segera saja ia kabur.
Kejadian itu tentu saja merupakan tamparan bagi Rusia. Dan
Amerika tak tinggal diam. Dengan tuduhan spionase bulan lalu
seksi anti spionase FBI telah menangkap dua orang warga negara
Uni Soviet yang bekerja pada missi Rusia di PBB. Kedua orang
Rusia itu, Valdik Enger dan Rudolf Chernyavev, tertangkap basah
ketika sedang menyerahkan uang sehanyak $20.000 kepada seorang
perwira Angkatan Laut Amerika. Uang itu diserahkan sebagai
pembayaran harga dokumen-dokumen rahasia yang bcrisi cara-cara
menghadapi serangan kapal selam. Orang-orang Rusia itu ditangkap
karena ternyata si perwira Amerika tersebut telah bekerjasama
dengan FBI. Kedua orang itu boleh bebas sementara dengan uang
jaminan sebesar 2 juta dollar setiap orangnya. Sekarang mereka
sedang menunggu proses pengajuan kc depan pengadilan.
Uni Soviet tentu saja tak tinggal diam. Dan korbannya kali ini
adalah Francis Crawford pejabat perusahaan multi-nasional
International Harvester yang sedang bertugas di Moskow. Sepulang
dari suatu kunjungan bisnis ke calon partner dagangnya di
Moskow, di suatu perempatan, Crawford diseret keluar dari
mobilnya. Ia dituduh telah menjual dollar Amerika yang selalu
dikejar-kejar oleh para spekulan Rusia -- di pasar gelap. Ia
ditahan dan menghadapi ancaman hukuman penjara dan kerja paksa
paling kurang selama 8 tahun.
Pada waktu yang bersamaan pihak Uni Soviet pun mengumumkan pula
musim panas tahun silam pihaknya telah mengusir Ny. Martha
Peterson. Ia seorang pejabat kedutaan besar Amerika di Moskow
yang dituduh melakukan kegiatan mata-mata.
27 Juni lalu surat kabar terkemuka Amerika, Washington Post,
mengungkapkan bahwa kedua negara super itu telah setuju untuk
saling melepaskan tahanan. Sebagai hasil rembugan Menteri Luar
Negeri Amerika Serikat, Cyrus Vance dan Dubes Uni Soviet untuk
Amerika, Anatoly Dobrynin, telah disepakati bahwa Amerika akan
melepaskan dua warga Uni Soviet yang ditahannya. Sebagai
imbalannya, Soviet telah setuju untuk melepaskan Crawford. Tapi
persetujuan itu cuma sampai pada tahap melepaskan para tahanan,
bukan melepaskan mereka dari tuduhan dan Kemungkinan menghadapi
pengadilan.
Sebenarnya ada semacam ketidak-sctujuan di kalangan politisi
Amerika mengenai persetujuan lepas melepas itu. Keberatan
mereka: dua orang Rusia itu menghadapi hukuman mati, paling
tidak seumur hidup. Sedangkan Crawford cuma akan dapat
paling-paling 8 tahun saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini