Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Segi lain dari nyonya marty

Nyonya martha peterson, mengemban tugas-tugas cia ketika ditempatkan di moskow. ia seorang janda, pemegang ban hijau taekwondo. pihak uni soviet mengusirnya. kini rumahnya di church hill dijaga ketat. (ln)

8 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERSAMAAN waktunya dengan penangkapan atas diri Francis Crawford, pemerintah Uni Soviet mengumumkan pula suatu kasus lain. Ini secara tak langsung merupakan tuduhan pula terhadap kegiatan spionase Amerika di negeri komunis itu. Soviet mengungkapkan bahwa kurang dari setahun yang silam mereka telah mengusir Marty Peterson, seorang pejabat pada kedubes Amerika di Moskow. Pengungkapan itu disertai pula dengan terpampangnya gambar Marty di beberapa penerbitan resmi Uni Soviet. Wartawan Washington Post, Myra MacPherson, berhasil mengungkapkan siapa sebenarnya Marty Peterson dengan cara mewawancarai tak kurang dari 2 lusin orang yang kenal Ny. Peterson. Termasuk para tetangganya di Church Hill, daerah pinggiran di Virginia, tak jauh dari Washington D.C. Daerah kelas menengah ini hanya 7 km saja dari Langley, markas CIA. Penyelidikan Myra MacPherson pertama kali membawanya ke Departemen Luar Negeri Amerika. Didapat keterangan dari sana bahwa selama di Moskow Marty menjabat sebagai wakil konsul. Tugasnya yang utama adalah mewawancarai orang yang ingin beremigrasi ke Amerika. Tapi penemuan yang lebih penting dari MacPherson adalah bahwa dari sumber departemen luar negeri inilah didapat suatu konfirmasi yang menyebutkan bahwa sesungguhnya ketika Ny. Peterson ditempatkan di MoskoW ia mengemban tugas-tugas CIA. Secara resmi Moskow menuduh wanita itu kepergok ketika bertugas sebagai kurir untuk menyampaikan racun yang akan digunakan untuk membunuh seorang yang tak dikenal. Segera setelah identitasnya terungkap, penyelidikan membawa ke desa Church Hill. Melihat gambarnya terpampang di koran-koran sebagai "agen CIA", banyak para tetangganya terkejut. "Ia seorang tetangga yang baik budi. Tapi jarang sekali kelihatan di luar rumah. Saya hampir tak percaya kalau ia orang CIA. Tapi kalau betul ia seorang dari badan yang serba rahasia itu, tentunya ia salah satu dari yang terbaik," demikian kata salah satu tetangga dekatnya. Memang tak ada yang istimewa atau rahasia dari wanita berusia 33 tahun itu. Hidupnya yang agak menutup diri, dan tak begitu kenal dengan tetangga, bukan merupakan hal menyolok dalam masyarakat kelas menengah dan atas Amerika. Teman-teman dekatnya menyebutnya sebagai gadis Amerika tulen. Ramah, murah senyum, bebas bicara dengan siapa saja. Pokoknya ciri-ciri khas orang Amerika menempel padanya. Tingginya kurang lebih 1,7 m, tidak gemuk tapi cukup tegap. Rambutnya pirang. Ia pemegang ban hijau Tae Kwondo, ilmu bela diri Korea. Tapi kalau berdandan ia tampak sangat menarik. Menurut pengakuannya sendiri ia hidup sebagai janda. Suaminya tewas di Laos sebagai penerbang angkatan laut. Tapi ketika diperiksa dalam catatan komputer angkatan laut, tak terdapat seorang pilot bernama keluarga Peterson yang pernah bertugas di negeri yang sekarang dikuasai komunis itu. Namun, penyelidikan di bagian data Departemen Pertahanan Amerika menunjukkan, suami Marty yang bernama John Peterson adalah seorang perwira yang pernah bertugas dalam Special Forces, pasukan komando serba bisa Amerika. Ia bertugas dalam kesatuan tempur hebat itu dalam tahun 1967-1969. Cerita yang mengungkapkan bahwa Marty Peterson seorang mata-mata masih menjadi misteri bagi para tetangga. Sejak kabar itu terungkap lewat pemberitaan pers, Marty Peterson tak bisa ditemui. Rumahnya dijaga oleh seorang lelaki kekar berbaju oblong -- belum tentu ia agen CIA. Kalau ada wartawan yang mencoba menemui Marty orang itu mengatakan ia sedang pergi. Ia mendiami rumah itu sejak kembali dari Rusia akhlr musim panas tahun silam. Cerita yang dimuat oleh koran Izvestia yang terbit di Moskow mengenai kegiatan Marty Peterson, sangat menarik. Persis seperti cerita film spion bikinan Itali. Yang menulisnya juga merangkap sebagai penulis cerita detektif dan spionase terkenal: Yulian Semenov. Ceritanya dimulai dengan munculnya seorang gadis dari pintu kedutaan Amerika. Ia naik mobil berkeliling kota Moskow, sampai akhirnya turun di suatu tempat. Setelah mengunci mobilnya ia naik bis. Di dekat jembatan yang menghubungkan Luzhniki dan Bukit Lenin ia turun dan menghampiri jembatan itu. Ia meletakkan sebuah batu yang bentuknya aneh di kaki lengkungan jembatan. Di sanalah ia ditangkap. Pada waktu ditangkap itu ia berteriak keras-keras: "Saya orang asing." Ini, kata penulis ceritanya, merupakan sandi agar orang yang akan mengambil "batu" itu -- tentunya mata-mata yang bekerja untuk Amerika -- segera enyah dari tempat itu. Ketika "batu" tersebut dipecah, di dalamnya terdapat sebuah mikropon mini, kamera foto mini dan dua ampul racun lengkap dengan petunjuk buat menggunakannya. Didapatkan pula uang yang jumlahnya cukup besar. Sayangnya cerita itu tak mengungkapkan apakah orang yang seharusnya menjemput "oleh-oleh" Ny. Peterson itu tertangkap atau tidak. Segera setelah itu ia dipersona-nongratakan oleh Moskow, dan harus meninggalkan Soviet dengan pesawat terbang yang paling awal. Rekan-rekannya di kedutaan diberi tahu bahwa kepergiannya karena "alasan-alasan keluarga." Sejak pulang dari Rusia itulah ia tidak begitu bergaul dengan tetangga-tetangganya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus