Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ho Chi Minh Masih Sama Dengan Saigon

Perubahan susunan ekonomi yang lambat di Vietnam Selatan, menguntungkan pedagang & pengusaha kelas teri. Perusahaan besar dan tuan tanah kaya rejim lama pergi, kini giliran pengusiran perantau Cina. (ln)

8 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGUSIRAN orang-orang Cina dari Vietnam dewasa ini agaknya merupakan akibat dari suatu perubahan susunan ekonomi di Selatan. Perubahan yang cukup lambat. Kota Ho Chi Minh masih sama saja dengan Saigon dulu. Paling tidak itulah yang kelihatan dari luar. Pasar gelap malahan jauh lebih besar dan lebih menjadijadi dari dulu. Ini disebabkan karena banyaknya rumah-rumah milik orang Amerika dan para pembesar rejim lama yang ditinggalkan begitu saja. Dan para pencuri merampok villa-villa itu. Hasil curian beredar di pasar gelap Saigon yang juga diberi julukan "Pasar Pencuri". Begitulah Kota Ho Chi Minh tiga tahun setelah pembebasan menurut penglihatan seorang jurupotret Perancis, Jean Claude Labbe, yang baru-baru ini berkunjung ke sana. Bahkan, kata Labbe, "hampir semua orang yang saya temui masih senang menyebut Saigon daripada namanya yang baru." Kesalahan Harga barang-barang sangat rendah. Kamera semurah di Hongkong. Tapi alat stereo, tv dan sigaret Amerika bukan main mahalnya. "Harga sigaret Amerika sekarang dua kali dari harga dulu, tapi ini suatu kenikmatan masa lampau," ujar seorang bekas mayor pemerintah Thieu. Alat stereo biasanya dicomot oleh orang-orang yang datang dari Utara. Maklumlah mereka belum pernah merasakan kenikmatan mendengarkan lagu lewat stereo. Sementara itu ada 2 juta pesawat tv di Selatan, terutama di sekitar Saigon, sedang di Utara cuma tercatat 50.000. Keadaan perekonomian seperti ini bisa terjadi menurut Labbe, karena kaum komunis tak ingin mengulangi kesalahan yang terjadi 24 tahun yang silam ketika mereka menguasai Utara. Ketika itu, segera setelah Republik Demokrasi Vietnam berdiri, diadakanlah nasionalisasi dan kolektifikasi di segala bidang perdagangan dan ekonomi. Program yang tak pandang bulu baik terhadap bisnis kecil maupun besar, telah menyebabkan kekacauan ekonomi. Pada masa itu, seorang petani yang cuma memiliki tanah beberapa bidang saja dicap sebagai tuan tanah. Dan pedagang kecil mendapat julukan "kapitalis". Ini terjadi di tahun 1954 dan kesalahan ini tak akan diulangi di Selatan. Karenanya pengawasan pemerintah pusat atas segala segi kehidupan dilakukan secara halus, halus sekali. Lagi pula buat apa dijalankan dengan keras, toh perusahaan-perusahaan besar dan tuan-tuan tanah kaya sudah lama angkat kaki. Akibat kebijaksanaan ini, para pedagang dan pengusaha yang tadinya berukuran "teri", kini mendapat giliran makmur. Di jalan-jalan Kota Ho Chi Minh seorang kolonel pemerintah lama bisa ditemukan berkeliling kota mengendarai mobil sportnya. Sebelum masuk kamp "pendidikan kembali" ia menyimpan uangnya pada bank yang baru saja dinasionalisasikan. Keluar dari kamp ia mendapat bunga uangnya yang jumlahnya setiap bulan jauh melebihi gaji Perdana Menteri Pham Van Dong. Ia disertai wanita jelita bergincu. "Ia bukan isteri, cuma gundik saja," katanya acuh. Bensin bukan problim untuk dia. Setiap saat bisa didapat di "pasar bebas". Di situ selalu ada perwira rendah yang menjual jatah bahan bakar kendaraannya. Korupsi memang jadi semacam hantu yang mengintip dan menggoda terus para birokrat Vietkong maupun Vietnam Utara yang ditugaskan ke Selatan. Kehidupan Selatan yang lebih liberal merupakan barang baru bagi manusia-manusia Utara yang selamanya hidup dalam kesederhanaan, puritanisme dan hidup monoton. Seorang kader menengah partai atau pemerintah mendapat gaji 120 piaster sebulannya atau kira-kira Rp 18.000. Padahal seorang pengendara beca yang bekerja dengan tenaganya saja bisa mengumpulkan sekitar Rp 75.000. Pembersihan Karenanya godaan untuk "usaha bisnis" kecil-kecilan cukup besar. Atau kadang-kadang juga sedikit melakukan pungli. Ketika pemerintah beberapa waktu lalu mengadakan pembersihan atas korupsi kecil dan pungli ini banyak sekali kader-kader yang dipulangkan kembali ke Utara. Tetapi, menurut Labbe, gejala kemakmuran macam ini tak kan lama lagi bertahan. Jenderal Vo Nguyen Giap, menteri pertahanan dan pahlawan pertempuran Dien Bien Phu itu mengatakan: "Kami mau agar perubahan itu berjalan dengan perlahan-lahan tapi pasti. Kami adalah orang-orang realis. Lambat laun Selatan pasti akan berintegrasi secara penuh dengan Utara." Bulan silam suatu rencana besar untuk menggantikan usaha-usaha swasta yang berjumlah 30.000 itu dengan perusahaan dagang yang dikendalikan negara mulai dilaksanakan. Dan golongan yang jadi korban pertama tak lain dari para perantau Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus