Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Luncurkan Rudal ke Taiwan

Cina mengirim pesawat dan lima rudal yang jatuh di perairan Taiwan sebagai protes atas kunjungan Nancy Pelosi. Bagaimana sikap Taiwan?

6 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi (kedua kiri) berdialog dengan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu di Taipei Songshan Airport , Taiwan, 3 Agustus 2022. (foto: Taiwan Ministry of Foreign Affairs/Handout via REUTERS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Cina menggalakkan latihan militer ketika Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

  • Amerika Serikat secara resmi menetapkan penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat nasional.

  • ASEAN kembali mendesak junta Myanmar untuk memenuhi lima konsensus.

Taiwan
Protes Cina Saat Pelosi Tiba

CINA menggalakkan latihan militer di sekitar wilayah Taiwan ketika Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, berkunjung ke Ibu Kota Taipei pada Selasa, 2 Agustus lalu. Selain melepas pesawat tempur mengitari Taiwan, Beijing meluncurkan lima rudal yang jatuh di perairan sekitar negara pulau itu sejak Kamis, 4 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam percakapan telepon sepekan sebelumnya, Presiden Cina Xi Jinping menyatakan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa Amerika akan "bermain api" bila mengizinkan Pelosi mampir ke Taiwan. Cina menganggap kunjungan itu provokatif dan mengabaikan hubungan Amerika-Cina selama ini. Beijing selama ini menganggap Taiwan bagian dari Cina meskipun tak pernah menguasainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengecam eskalasi latihan militer Cina itu dan membela kunjungan Pelosi. "Bagi pemimpin penting seperti Ketua DPR Pelosi, kesempatan mengunjungi Taiwan sangatlah penting untuk meningkatkan profil Taiwan dan memungkinkan komunitas internasional memahami bahwa Taiwan adalah negara demokrasi," kata Wu kepada BBC.


Amerika Serikat
Biden Tetapkan Darurat Kesehatan Cacar Monyet

PRESIDEN Amerika Serikat Joe Biden secara resmi menetapkan penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat nasional pada Kamis, 4 Agustus lalu. Pemerintah menemukan 6.600 kasus di 48 negara bagian. "Status darurat kesehatan ini memungkinkan kami mengeksplorasi strategi-strategi tambahan untuk mendapatkan vaksin dan melakukan penanganan secara lebih cepat terhadap komunitas yang terkena dampak," ujar Robert Fenton, pejabat Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) yang baru diangkat Biden sebagai Koordinator Respons Cacar Monyet Gedung Putih, dalam siaran pers Gedung Putih.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara secara virtual di Washington, 3 Agustus 2022. REUTERS/Evelyn Hockstein reut

Amerika telah bersiaga dalam menangani wabah cacar monyet dengan menyiapkan 1,1 juta dosis vaksin dan mengirimkan 600 ribu lebih vaksin ke berbagai daerah. Pemerintah juga telah memesan 5,5 juta vaksin lagi untuk mengantisipasi kebutuhan mendatang. Selain itu, pemerintah menggelar tes secara masif untuk 6.000-8.000 orang per minggu.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat global pada 23 Juli lalu. Sejak 1 Januari lalu, WHO mendapat laporan kasus cacar monyet dari 85 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa di seluruh kawasan. Hingga Rabu, 3 Agustus lalu, 25.054 pasien terkonfirmasi positif, 122 masih terduga, dan 11 meninggal karena cacar monyet. Ini pertama kalinya cacar monyet menyebar di negara-negara yang tak punya hubungan epidemiologis langsung dengan kawasan Afrika Tengah dan Afrika Barat, tempat cacar monyet menjadi endemi.


Kamboja
ASEAN Kembali Desak Myanmar Penuhi Konsensus

PARA menteri luar negeri negara anggota ASEAN menyatakan kekecewaan yang mendalam atas kemajuan yang terbatas dan tidak adanya komitmen Dewan Administrasi Negara—nama resmi junta militer Myanmar—dalam penerapan lima konsensus ASEAN. "Kami merekomendasikan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN menilai kemajuan menuju pelaksanaan Konsensus Lima Poin oleh Dewan Administrasi Negara untuk memandu keputusan pada langkah selanjutnya," demikian pernyataan mereka seusai pertemuan di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 3 Agustus lalu.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Phnom Penh, Kamboja, 5 Agustus 2022. REUTERS/Soe Zeya Tun

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat diskusi digelar, perwakilan junta Myanmar seolah-olah punya komitmen. Tapi yang mereka lakukan justru bertolak belakang dengan yang disampaikan dalam pertemuan. "Indonesia juga menyampaikan, jika tidak ada perubahan sama sekali sampai berlangsungnya KTT ASEAN pada November nanti, para menteri luar negeri ASEAN harus menyampaikan rekomendasi kepada para pemimpin ASEAN mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh ASEAN ke depan," ujar Retno dalam pernyataan pers.

Kondisi Myanmar tak kunjung membaik belakangan ini. Junta terus menangkapi dan mengeksekusi aktivis oposisi. Akhir Juli lalu, junta mengeksekusi empat aktivis, meskipun Perdana Menteri Hun Sen selaku Ketua ASEAN telah meminta eksekusi dibatalkan. Perhimpunan untuk Tahanan Politik (AAP)—organisasi hak asasi Myanmar—mencatat junta telah membunuh 2.158 aktivis prodemokrasi sejak kudeta pecah pada 1 Februari 2021 hingga 5 Agustus 2022.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Kini meliput isu internasional. Sebelumnya menulis berbagai topik, termasuk politik, sains, dan seni. Pengasuh rubrik Pendapat dan kurator sastra di Koran Tempo serta co-founder Yayasan Mutimedia Sastra. Menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (Kemitraan Partnership, 2020). Lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus