Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar membebaskan 3.113 tahanan, termasuk 98 orang asing, untuk menandai Tahun Baru tradisional negara itu pada Senin, 17 April 2023, menurut pernyataan dari pemerintah militer yang diterbitkan di saluran Telegram pro-militer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah yang dipimpin militer telah memenjarakan ribuan lawan dan aktivis pro-demokrasi sejak merebut kekuasaan pada 2021 dan secara brutal menghentikan protes, yang memicu kecaman global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letnan Jenderal Aung Lin Dwe, sekretaris negara junta, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa amnesti itu adalah "perayaan Tahun Baru Myanmar untuk membawa kegembiraan bagi rakyat dan mengatasi masalah kemanusiaan".
Juru bicara junta tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar dan tidak jelas siapa yang termasuk dalam amnesti hari Senin.
Pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, seorang peraih Nobel dan tokoh penentang pemerintahan militer, menjalani hukuman 33 tahun penjara setelah maraton persidangan yang dikutuk secara internasional sebagai palsu.
Junta juga menahan anggota-anggota senior pemerintahan sipil Suu Kyi lain yang digulingkan militer pada kudeta 2021.
Sedikitnya 17.460 orang masih ditahan dan 3.240 telah dibunuh oleh junta, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis.
Junta secara berkala memberikan amnesti kepada para tahanan, tetapi jumlahnya tahun ini dan pada 2022 hanya sebagian kecil dari 23.000 yang dibebaskan selama liburan umat Buddha yang sama pada 2021.
Organisasi hak asasi manusia dan pemimpin dunia telah berulang kali meminta junta untuk membebaskan semua tahanan politik.
REUTERS
Pilihan Editor: Militer Sudan Hujani Pangkalan Milisi dengan Serangan Udara